Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Loyo? Ini Lho Empat Alasan Karyawan Underperfom

Kinerja Loyo? Ini Lho Empat Alasan Karyawan Underperfom Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak peduli seberapa berbakat seorang karyawan, tidak ada jaminan bahwa bakat mereka akan diterjemahkan ke dalam kinerja terbaik (outperform). Bakat karyawan tidak akan terealisasi jika perusahaan tidak memahami disposisi, preferensi, dan kecenderungan emosional mereka. Kebanyakan perusahaan berharap dengan merekrut kandidat yang terbaik mereka bisa termotivasi untuk melakukan yang terbaik.

Meskinya yang perusahaan coba prediksi adalah apa yang sebenarnya seseorang cenderung lakukan setelah mereka berada di pekerjaan, khususnya tipikal performa mereka. Analoginya mirip ketika Anda bertemu mereka di kencan pertama, apa yang Anda saksikan saat itu belum tentu sama ketika Anda sudah menikahinya. Lima tahun kemudian, mungkin akan ada perbedaan antara apa yang Anda lihat pada kandidat ketika interview dengan ketika mereka sudah bekerja bertahun-tahun. 

Marc Effron dalam bukunya "8 Steps to High Performance" menyatakan bahwa kebanyakan karyawan bahkan tidak repot-repot mencoba yang terbaik setelah mereka bekerja selama lebih dari enam bulan, kerangka waktu yang dikenal sebagai periode bulan madu. Setidaknya ada 4 penyebab underperfomanya karyawan sebagai berikut:

1. Ketidakcocokan

Ketidakcocokan atau istilahnya the right man not in the rightplace. Hal ini bisa terukur dari tingkat keselarasan antara sikap, nilai, kemampuan, dan disposisi seseorang di satu sisi, dan karakteristik pekerjaan, peran, dan organisasi di sisi lain. Masalahnya adalah bahkan ketika organisasi mengevaluasi kandidat yang tepat, mereka sering tidak pandai mengevaluasi peran, dan khususnya budaya mereka sendiri.

Inilah sebabnya mengapa begitu banyak organisasi melihat diri mereka sebagai lebih inklusif, beragam, inovatif, dan pro-sosial daripada yang sebenarnya - lebih tepatnya angan-angan dari pada penilaian diri yang akurat. Hal ini jelas memengaruhi persepsi calon terhadap peran dan organisasi, di mana mungkin perlu waktu bagi mereka untuk benar-benar mengalami budaya dan memahami apa sebenarnya peran yang dituntu oleh perusahaan.

Untungnya, paltform seperti Glassdoor, mirip TripAdvisornya lapangan kerja, dan semakin banyak pemimpin, dapat membantu Anda memanfaatkan review dari kebanyakan orang yang pernah bekerja di satu perusahaan. Selain itu, kandidat juga perlu mengajukan pertanyaan terperinci dari pewawancara, berbicara kepada karyawan, dan mencari tahu apakah Anda memiliki banyak kesamaan dengan pemain lama berkinerja tinggi dalam peran yang sama atau serupam hal-hal ini akan membantu Anda memprediksi kecocokan. 

2. Ketidakterlibatan

Sudah lazim saat seorang karyawan merasa tidak cocok dengan perusahaan, mereka akan terdisengagement perlahan. Bentuknya adalah kurangnya antusiasme dan motivasi di tempat kerja. Faktanya, salah satu faktor pendorong ketidakterlibatan yang paling umum adalah kepemimpinan yang buruk atau malfungsi manajemen. Solusi untuk hal ini tidaklah sederhana. Anda tidak bisa tiba-tiba saja memutuskan untuk mengganti bos Anda dengan pemimpin yang lebih baik - seseorang yang menginspirasi dan membimbing Anda, memberikan umpan balik yang objektif, tidak fallacy dan konstruktif tentang kinerja Anda.

Tenang, jika anda tidak dapat keluar dari bos Anda, ada beberapa jalan pintas yang  terbukti bisa meningkatkan keterlibatan Anda, dan pada gilirannya kinerja Anda. Misalnya, menemukan waktu untuk mengisi rasa penasaran dan belajar akan membuat pekerjaan Anda lebih bermakna. Berhubungan dengan kolega Anda dan memelihara aspek interpersonal kerja juga cukup memotivasi. 

3. Politik kantor

Meskipun tempat kerja modern umumnya lebih adil dan lebih banyak didorong oleh data dalam praktik manajemen bakat mereka dari pada sebelumnya. Namun jangan lupa ketika perusahaan berhasil merekrut kandidat-kandidat berbakat, kandidat itu juga harus belajar bagaimana menavigasi sisi negatif dan nepotisme di lingkungan kantor. Secara umum, semakin terkontaminasi dan rusak budaya suatu kantor, semakin banyak individu parasit yang akan meningkat, seperti halnya bakteri yang tumbuh subur di lingkungan yang terkontaminasi. Anda dapat melihat ini di organisasi mana pun ketika ada kesenjangan yang jelas antara kesuksesan karier individu dan kinerja serta bakat mereka yang sebenarnya. 

Faktanya, semakin Anda berbakat, semakin banyak musuh yang akan Anda buat - khususnya dalam lingkungan kerja yang memiliki politik kantor. Dan jika hal-hal sulit untuk diubah, upaya yang terbaik adalah mengubah organisasi, atau setidaknya unit. 

4. Keadaan pribadi

Di jaman 24/7 saat ini, mudah untuk melupakan bahwa orang-orang juga memiliki kehidupan pribadi, dan tidak peduli bagaimana terlibat dan berbakatnya mereka. Kelemahan atau kemunduran pribadi akan sering mengganggu kesuksesan karier mereka. Inilah sebabnya mengapa ada begitu banyak diskusi tentang keseimbangan kehidupan kerja. Atasan yang baik dan atasan yang mendukung akan ingin memahami keadaan Anda, dan Anda dapat yakin bahwa mereka akan memiliki kepentingan dalam membantu Anda menangani mereka sehingga Anda dapat memberikan sesuai dengan bakat Anda, dan merasa bersyukur dan berkomitmen kepada mereka dalam jangka panjang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: