Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yes! Cuma Rupiah yang Bisa Bikin Dolar AS KO

Yes! Cuma Rupiah yang Bisa Bikin Dolar AS KO Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hebat, rupiah memang hebat. Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, hanya rupiah yang bisa membuat dolar AS tak berkutik alias KO. Dibuka dengan apresiasi 0,11% ke level Rp14.210 per dolar AS, rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menghijau di hadapan dolar AS.

Kehebatan rupiah bahkan tidak sampai di situ. Jelang siang ini, rupiah masih bertahan di kursi paling atas sebagai mata uang terkuat di Asia. Apresiasi rupiah juga kian menebal menjadi 0,18% ke level Rp14.213 per dolar AS. 

Baca Juga: Gawat! Rupiah Gawat!

Hingga pukul 10.45 WIB, rupiah juga menguat signifikan di hadapan dolar Australia sebesar 0,36%. Begitu pun juga di hadapan poundsterling dan euro, rupiah masing-masing menguat sebesar 0,20% dan 0,17%. 

Asal tahu saja, beberapa saat lalu, investor global sedikit menjauh dari dolar AS lantaran tengah dibayangi oleh keputusan The Fed perihal kenaikan suku bunga, apakah naik atau bertahan di kisaran 2,25% hingga 2,5%. 

Baca Juga: Sadis! Rupiah Tebas Habis Dolar AS!

Meskipun demikian, keadaan mulai berbalik. Dolar AS mulai kembali diburu investor untuk menjadi aset safe haven. Hal itu terjadi menyusul perkembangan yang kurang kondusif dari perundingan dagang antara AS dan China. 

Dikabarkan bahwa ada kekhawatiran bahwa China akan membangkang dari kesepakatan yang selama ini sudah dicapai. Bloomberg mengabarkan bahwa negosiator asal China telah mengubah pendiriannya karena belum menerima jaminan yang meyakinkan dari Washington perihal penghapusan bea impor produk China. 

Kabar tersebut tak ayal membuat investor kembali beralih kepada dolar AS. Hingga akhirnya, kini dolar AS bangkit dan hanya melemah di hadapan rupiah, won, dan dolar Taiwan. Dolar AS bahkan mendapat apreasiasi cukup tinggi terhadap dolar Australia (0,23%) dan dolar New Zealand (0,28%).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: