Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menanti Saham BLTA Bangkit dari Kubur

Menanti Saham BLTA Bangkit dari Kubur Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menyatakan bahwa perseroan telah menyelesaikan proses penilaian harga efek dari penilai independen dari kantor jasa penilai publik Jennywati, Kusnanto & Rekan yang terdaftar di OJK.

 

Terkait hal tersebut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan jika pihaknya masih harus melihat dan mengevaluasi terlebih dahulu hasil dari penilaian tersebut apakah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

 

“Nilainya nanti saya umumin. Kan nanti kita menetapkan harga saat nanti memulai lagi diperdagangkan, kita pastikan dulu metode yang dia gunakan termasuk kita bisa diskusi dengan mereka apakah metode-metode yang digunakan sudah sesuai dengan aturan OJK,” katanya, di Jakarta, Rabu (20/3/2019). 

 

Baca Juga: Bismillah, BEI Harap Investor Syariah Tumbuh 100%

 

Pasalnya, Nyoman menuturkan bila Bursa perlu meyakinkan hasil penilaian tersebut sesuai untuk digunakan sebagai dasar harga wajar sebelum membuka penghentian sementara perdagangan efek (suspensi) BLTA. 

 

“Kita dalam posisi review, ada yang perlu didalami tidak, bukan hanya perusahaan tapi juga profesi. Setelah itu kita umumkan yang menjadi dasar untuk penentuan harga saat pembukaan nanti. Ini kan relatif lama tidak ditransaksikan, ini berlaku untuk perusahaan yang di suspend relatif lama, karena sisi fundamentalnya sudah tidak sama lagi dengan sebelumnya,” ucapnya. 

 

Namun, Ia menyatalan jika BEI proses pembukaan suspensi BLTA tidak akan memakan waktu lama setelah hasil penilaian disampaikan pada Senin (18/3/2019).

 

“Peilaian cepat harusnya karena yang kita tunggu dari mereka, baru kemarin. Sekarbng sedang proses internal kita,” pungkasnya. 

 

Baca Juga: Ditarget 100 Perusahaan Sama OJK, BEI Baru Kantongi 13 yang Mau IPO

 

Sebagai informasi, saham BLTA disuspensi pada awal 2012 berada di level Rp 196 per saham. Saat itu bursa menjatuhkan suspensi lantaran perusahaan diputusan tak mampu membayar pinjaman perbankan dan obligasi.

 

Dalam upaya restrukturisasi utangnya, BLTA melakukan konversi utang menjadi saham melalui tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) sebesar Rp 1 triliun menjadi 11,93 miliar saham.

 

Sepanjang tahun 2018 BLTA, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar US$5,42 juta atau membaik dibanding periode yang sama tahun 2017yang tercatat rugi bersih sebesar US$ 8,77 juta. 

 

 

Sementara pendapatan perseroan tercatat sebesar US$24,93 juta atau turun 1,19% dibandingkan akhir Desember 2017 yang tercatat sebesar US$25,24 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: