Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembangunan Infrastruktur di Daerah Dukung Efektivitas Hilirisasi Produk

Pembangunan Infrastruktur di Daerah Dukung Efektivitas Hilirisasi Produk Kredit Foto: FMB 9
Warta Ekonomi, Medan -

Masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh Tanah Air dalam kurun waktu empat tahun terakhir merupakan kebijakan tepat yang telah diambil oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sebab, tersedianya banyak infrastruktur yang berkualitas di seluruh pelosok Indonesia dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi nasional yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi daerah melalui proses hilirisasi produk dan perdagangan antardaerah.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Hilirisasi Produk Daerah dan Perdagangan Antardaerah di Sumatra Utara", di Ruang Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatra Utara, Rabu (20/3/2019).

"Bank Dunia tahun 1960 mencatat ada 130 negara yang masuk kelas menengah. Ternyata di awal tahun 90an, yang keluar dari kelas tersebut menjadi negara maju hanya 11 negara. Apa kuncinya? Pertama, mereka mendorong investasi dan ekspornya. Bagaimana dia mendorong itu, melalui pembangunan infrastruktur dan SDM (Sumber Daya Manusia). Itu yang mereka lakukan," jelas Iskandar.

Baca Juga: Hilirisasi Produk Daerah Sumut, Sekdaprov: Peluang Masih Terbuka Lebar

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa selama 70 tahun sejak Indonesia merdeka, pemerintah hanya fokus melakukan pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa saja. Akibatnya, harga-harga menjadi lebih mahal. Maka itu, Pemerintah saat ini merubah paradigma pembangunan dari Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris.

"Kita merubah pembangunan infrastruktur ke seluruh Indonesia supaya konektivitas antardaerah lancar. Sehingga akhirnya dari bahan baku ke pusat industri lebih murah ongkos angkutnya, konektivitas pun lebih mobile. Ini yg dibutuhkan," ujarnya.

Terkait pertumbuhan ekonomi daerah di Sumatra, Iskandar mengungkapkan bahwa ternyata selama ini perdagangan antarpulau di Indonesia didominasi oleh Sumatra. Disebutkan, arus produk di Sumatra sendiri sebesar 84 persen dan sebesar 82 persen produk dari luar pulau juga dijual ke Sumatra.

"Berarti kalau konetktivtas antar-Sumatra kita benahi, mobilitas barang akan cepat dan murah. Maka kunci mendorong efisiensi adalan mengurangi ongkos logistiknya. Lima tahun ke depan kita akan bangun Trans Sumatra dari Bakauheni ke Banda Aceh. Ketika ini terealisasi, akan muncul pusat-pusat ekonomi baru," terangnya.

Baca Juga: Kementan Dorong Hilirisasi Industri Kakao dan Kopi di Sulsel

Dengan adanya infrastruktur, lanjut Iskandar, pusat-pusat bahan baku seperti di Sumatra Utara dengan produksi minyak kelapa sawitnya yang paling besar setelah Riau, akan bergerak dan tumbuh lebih besar lagi.

"Ini yang akan terjadi. Jadi bagaimana supaya hilirisasi perdagangan antardaerah meningkat, caranya melalui pembangunan infrastuktur, khususnya darat untuk di Pulau Sumatra ini. Tanpa ada pembangunan infrastruktur tidak mungkin," tandas Iskandar.

Turut hadir sebagai narasumber Diskusi Media FMB 9 yang dibuka oleh Direktur Pengelolaan Media Ditjen IKP Kementerian Kominfo Siti Meiningsih ini antara lain Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM, Rully Indrawan, dan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Sabrina.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: