Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan 75 Emiten Baru, Tapi Segini Target IPO BEI

Bukan 75 Emiten Baru, Tapi Segini Target IPO BEI Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluruskan jika pada tahun ini hanya menargetkan sebanyak 57 perusahaan baru yang bergabung bukan 75 perusahaan. 

 

Direktur Penilaian Perusahaan, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bila 75 pencatatan efek baru yang sebelumnya digaungkan tersebut tidak hanya berasal dari saham saja. “75 Pencatatan efek baru itu ada dari obligasi, KIK. Sahamnya kita harapkan proporsi yang terbesar tidak kurang dari 57 kemarin itu saja sudah 75% dari 75,” katanya, di Jakarta, Rabu (20/3/2019). 

 

Baca Juga: Hello Unicorn, Masih Niat IPO Gak?

 

Hingga saat ini lanjut Nyoman, Bursa telah mengantongi sebanyak 14 perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO)

 

"Kami sudah bertemu 37 underwriter, tetapi kami simpan dahulu informasinya. Yang sudah di pipeline ada 14 perusahan atau yang sudah ke Bursa," tambahnya. 

 

Menurut Nyoman, dari ke 14 perusahaan tersebut lima perusahaan berasal dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan. Kemudian 4 perusahaan dari sektor perdagangan, jasa dan investment. Lalu 2 perusahaan berasal dari sektor infratruktur. “Sisanya 1 perusahaan dari sektor keuangan, 1 dari consumer goods, satu lagi dari miscellaneous,” ungkapnya. 

 

Baca Juga: Ditarget 100 Perusahaan Sama OJK, BEI Baru Kantongi 13 yang Mau IPO

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyatakan, pencatatan perdana saham di 2018 sebanyak 57 emiten merupakan pencapaian terbaik sejak privatisasi BEI. "Penambahan 57 listed company di 2018 itu luar biasa karena merupakan pencapaian tertinggi," ujar Inarno. 

 

Menurut Inarno, pencatatan perdana 57 saham tersebut merupakan yang terbanyak di Asean, namun secara nilai lebih besar Vietnam. "Karena, di Vietnam ada BUMN-nya yang listing dengan kapitalisasi yang tinggi. Di Singapura, dalam enam tahun terakhir jumlah perusahaan yang listing menurun," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: