Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prime Academy Bahas Brexit Bersama Trader

Prime Academy Bahas Brexit Bersama Trader Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah sebelumnya merilis program Yuk Belajar Saham di Oktober tahun lalu, Prime Academy kembali merilis kegiatan terbarunya, Ngorder, Ngobrol Bareng Trader. Dalam kegiatan ini para pelaku finansial berjangka baik yang pemula hingga mahir dapat bertukar pendapat dan berbagi pengalaman dengan para panelis. Di kegiatan pertama ini, isu atau topik yang dibahas adalah fenomena BREXIT dan bagaimana memanfaatkannya untuk meraih keuntungan dalam trading. Ngorder pertama ini didukung oleh salah satu perusahaan pialang terkemuka, GKFX Prime.

 

Para peserta diskusi disajikan informasi dan pengetahuan oleh para panelis yang merupakan mentor edukasi di Prime Academy yaitu Om Hans dan Hendrikus Siahaan, CFA. Om Hans yang terkenal dengan indikator Elliot Wave Hans Fiew-nya memberikan pengaruh Brexit terhadap pasangan mata uang lain dari sisi teknikal. 

 

Dari data historis, Om Hans menarik garis waktu bagaimana membaca arah pergerakan yang akan terjadi melalui data saat terjadinya rumor Brexit di tahun 2016. 

 

Sementara Hendrikus Siahaan, dengan pengalamannya sebagai hedge fund di HST Hedge Capital selama belasan tahun, membumbui data teknikal dengan faktor-faktor fundamental yang terjadi sebelum, saat, dan apa yang akan terjadi apabila Brexit ini berhasil ataupun gagal keluar dari Uni Eropa.

 

Baca Juga: Dorong Masyarakat Melek Investasi, Prime Academy Keliling Indonesia

 

Wayne Ramschie selaku CEO dari Prime Academy, pada kesempatan kali ini menjadi moderator yang menjembatani para peserta diskusi dengan panelis. Wayne menekankan pentingnya pengetahuan finansial berjangka sebelum memulai terjun ke kegiatan bisnis ini. 

 

“Jadi dalam pasar finansial akan selalu ada resiko, tidak melulu bagaimana meraih profit, tapi mengendalikan resiko yang sebanding. Di Prime Academy inilah rekan-rekan sekalian akan dibantu untuk memahami lebih dalam lagi tentang apa sih yang akan terjadi jika ada fenomena-fenomena seperti Brexit ini di masa mendatang.” jelas Wayne dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

 

Prime Academy memang sudah beberapa kali menunjukan keseriusannya untuk memberikan edukasi finansial yang proporsional kepada masyarakat di Indonesia. Mulai dengan Yuk Nabung Saham yang menargetkan 100.000 peserta didik, Prime Academy memberikan edukasi gratis dengan webinar dan workshop yang digelar setiap minggunya.

 

Untuk para peserta didik yang ingin lebih mendalami bisnis finansial berjangka dapat melanjutkan ke kelas berbayar dengan tingkatan dari kelas Basic Class, Pro Trader Class, dan Master Class.

 

Salah satu pertanyaan yang diajukan peserta diskusi adalah apa yang bisa dilakukan setelah menerima tahap akhir dari edukasi Prime Academy. “Kami juga membuka peluang untuk para peserta didik yang sudah lulus dan mahir untuk menjadi pengelola akun hingga menjadi mentor di Prime Academy. Jadi apa yang didapat disini bukan hanya sekedar ilmunya, tapi juga jenjang karir yang terjamin.” kata Wayne menjawab pertanyaan.

 

Selain memberikan edukasi bagi peserta yang ingin menjadi pelaku pasar aktif, Prime Academy juga memberikan solusi untuk mereka yang ingin menjadi investor pasif. Bekerjasama dengan HST Hedge Fund dan Fund2manage.com, Prime Academy mencontohkan bagaimana menempatkan dana yang baik, aman, dan resiko yang sebanding. 

 

“Karna kami paham tidak semua orang tertarik menjadi seorang trader aktif. Tapi menjadi seorang investor pasif juga perlu ada ilmunya, lho! Jangan sampai sudah menempatkan dana jutaan bahkan miliaran rupiah ternyata masuk ke 378 alias penipuan ya pak, bu.” guyon Adhy Elma selaku Co-Founder Prime Academy yang menjadi pembawa acara di Ngorder kali ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: