Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR: Pemerintah Awas Offside

DPR: Pemerintah Awas Offside Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, angkat suara terkait pernyataan Menkopolhukam Wiranto yang menyebut akan afa kerusuhan saat pemilu. Bahkan, ia menyebut para pelaku hoax dapat dijerat dengan UU Anti Terorisme.

Menurutnya, langkah tersebut tidak tepat. Pasalnya, UU Anti Terorisme untuk pelaku kekerasan atau ancaman. "Mengelompokkan hoax sebagai terorisme, apalagi sampai akan menggunakan UU Anti Terorisme untuk menindak hoax, ini tidak sesuai. Pemerintah jangan offside. Tidak bisalah hoax disamakan dengan terorisme. Dalam aspek hukum, hoax bisa ditangani dengan UU ITE dan KUHP. Sementara UU Anti Terorisme ya untuk kekerasan dan ancaman kekerasan. Jadi keliru menyamakan hoax dengan terorisme. Hoax mungkin menyebabkan keresahan, sehingga harus dihapuskan, tetapi dia tidak menggunakan kekerasan sebagaimana terorisme yang membuat keresahan melalui kekerasan. Jadi cukup dengan pendidikan, kalau tidak mempan ya dengan undang-ndang yang ada saja." katanya kepada Warta Ekonomi, Kamis (21/3/2019).

Lanjutnya, ia menyatakan bahwa pemerintah musti hati-hati dalam mengeluarkan statemen publik. Jangan sampai seolah-olah ada info hoax akan adanya kerusuhan saat Pemilu, pengerahan massa, dan seterusnya yang intinya menginfokan Pemilu tidak aman karena adanya ancaman kekerasan baik berupa penghilangan nyawa atau perusakan fisik secara massal. 

“Pemerintah jangan sampai mengada-ada. Kecuali jika memang betul-betul ada isu yang menyebar berisi ancaman kekerasan. Beberapa kali pemerintah melalui statemen-nya justeru memperlihatkan pembuat hoax adalah pemerintah sendiri. Misalnya soal tidak adanya kebakaran hutan, padahal jelas ada, dst. Kita anti dengan hoax, termasuk hoax yang mungkin dibuat oleh pemerintah itu,” jelasnya.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo-Sandi Hanya Naik 4 Persen, Hasto: Dilengkapi Hoax dan Fitnah

Selain itu, ia mengatakan tersebarnya hoax di medsos perlu dipahami sebagai sampah perubahan zaman dari analog ke digital. Kebanyakan dilakukan atau dialami oleh generasi tua. "Dengan pendidikan, Insyaallah hoax akan hilang sendiri. Anak-anak muda yang native digital rata-rata cenderung tidak mempan terhadap berita-berita hoax." katanya.

Sambung, Sekretaris Fraksi PKS ini "Jika memang info hoax tersebut ada dan tersebar ke publik, baik lewat medsos maupun secara cetak, ya segera saja ditindak, bukan malah membuat pernyataan yang berpotensi mengakibatkan masyarakat menjadi resah. Saya menginginkan Pemilu nanti berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan adil. Mari kita jaga dan wujudkan perdamaian secara bersama-sama agar Pemilu sukses," tukasnya.

Baca Juga: Hasil Survei Kompas, Hanura Tak Lolos DPR, Reaksi Ketua DPP 'Ngeri'

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: