Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tuh Kan! Lima Hari Tertekan, Dolar AS Balas Dendam ke Rupiah!

Tuh Kan! Lima Hari Tertekan, Dolar AS Balas Dendam  ke Rupiah! Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS memanfaatkan perdagangan akhir pekan ini untuk melayangkan aksi balas dendam kepada rupiah. Bagaimana tidak, rupaih tanpa ampun telah membuat dolar AS tak berkutik selama lima hari perdagangan spot berturut-turut. Dalam lima hari terakhir, rupiah telah menguat hingga 0,89% terhadap dolar AS. 

Pada pembukaan pasar spot pagi tadi, sebenarnya rupiah masih mampu menguat tipis sebesar 0,03% ke level Rp14.135 per dolar AS. Namun, keadaan berbalik seketika hingga akhirnya dolar AS membuat rupiah terdepresiasi 0,13% ke level Rp14.158 per dolar AS. 

Baca Juga: The Fed Dovish, Dolar AS Dibabat Habis!

Bukan hanya terhadap rupiah, dolar AS juga membalaskan dendamnya pada mayoritas mata uang dunia dan Asia. Mata uang Paman Sam itu kini menguat 0,15% terhadap dolar Australia, menguat 0,25% terhadap won, menguat 0,04% terhadap euro dan franc, serta menguat 0,03% terhadap baht, yuan, dan dolar Singapura.

Puncak keterpurukan dolar AS terjadi pada Kamis (21/03/2019) kemarin, di mana dolar AS mendapat banyak tekanan setelah The Fed mengumumkan bahwa suku bunga acuan kembali bertahan di kisaran 2,25% hingga 2,5%.

Baca Juga: Yes! Cuma Rupiah yang Bisa Bikin Dolar AS KO

Lantas, apa yang membuat dolar AS bangkit di penghujung pekan ini?

Pertama, dolar AS tertolong secara teknikal. Setelah mengalami tekanan jual selama lima hari terakhir, harga dolar AS kian murah sehingga menarik minat investor untuk berbelanja. Kedua, dolar AS juga tertolong oleh sentimen dari negeri Ratu Elizabeth, Inggris.

Inggris tengah menghadapi dinamika brexit yang berujung pada perpanjangan waktu eksekusi brexit dari yang sebelumnya dijadwalkan pada 29/03/2019 dan harus ditunda hingga 22/05/2019 mendatang. 

Brexit secara tidak langsung telah memberi ancaman terhadap perekenomian Inggris. Pasalnya, jika sampai tenggat waktu tersebut proposal yang diajukan oleh Theresa May belum juga disetujui oleh Parlemen Uni Eropa, artinya Inggris harus keluar dari Uni Eropa tanpa mendapat keuntungan apa pun. 

Baca Juga: Gawat! Rupiah Gawat!

Jika dolar AS mulai bangkit, hal yang bertolak belakang justru menimpa rupiah. Menguat lima hari berturut-turut membuat harga rupiah kian mahal. Hal itu tentu membuat investor gemas untuk mendapat keuntungan lebih. Memanfaatkan momentum yang tepat, kini rupiah ramai-ramai dilepas pasar. 

Alhasil, kini rupiah menjadi mata uang terburuk di dunia dan Asia. Rupiah hanya mampu menguat tipis 0,08% terhadap won. Sementara itu, rupiah harus mengalami tekanan paling dalam dari poundsterling (0,35%), yen (0,20%), yen (0,18%), dolar Hongkong (0,17%), euro (0,16%), dan dolar Taiwan (0,13%). 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: