Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dilapor ke Bawaslu, Ma'ruf Amin: Apa Salah Saya?

Dilapor ke Bawaslu, Ma'ruf Amin: Apa Salah Saya? Kredit Foto: Antara/Antara
Warta Ekonomi, Samarinda -

Advokat Peduli Pemilu (APP) melaporkan cawapres Ma'ruf Amin ke Bawaslu karena dianggap membiarkan hoax.

Menanggapi hal itu, Ma'ruf menilai pelaporan itu tidak tepat dan tidak berdasar. "Menurut saya ya itu tidak tepat kalau dianggap melanggar kan bukan di tempat terbuka, belum mengajak orang," ujarnya di Samarinda, Jumat (22/3/2019).

Baca Juga: Tanggapi Hasil Survei, Jawaban Ma'ruf Amin 'Kece'

Terkait laporan itu, Ma'ruf merasa heran pertemuan antar ulama dipersoalkan. Ma'ruf mengatakan, tak menegur penceramah tersebut karena tak ada penyebaran kebohongan.

"Apa salah saya? Kalau kenapa saya diam saja, karena menurut saya itu bukan sesuatu hal yang melanggar," katanya.

Ma'ruf menjelaskan, pertemuan itu merupakan pertemuan yang wajar dan ajang bagi para kiai untuk bertukar pandangan. Pernyataan penceramah dalam pertemuan itu merupakan peringatan.

Baca Juga: Minta Didukung Pilpres, Ma'ruf Amin Ngaku-ngaku Orang Madura

"Itu pertemuan di internal. Di dalam rumah kan itu bukan di luar, pertemuannya sesama kiai, nah kiai ketika masing-masing menyambut itu karena saling memberikan warning. Jangan sampai terjadi ini," terangnya.

"Jadi yang dilanggar apa. Dan itu di internal, masing-masing sesama ulama saling memberikan (pandangan)? mengingatkan," sambungnya.

Sebelumnya, Ma'ruf dilaporkan anggota Advokat Peduli Pemilu (APP), Wahid Hasyim ke Bawaslu RI. Pelapor menilai cawapres nomor urut 01 itu tidak mengkampanyekan anti-hoax karena tidak menegur penceramah dimaksud. Ma'ruf dilaporkan dengan Pasal 280 ayat 1 huruf c dan d juncto Pasal 521 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Optimis Menang di Madura, Prabowo Kalah?

"Ya kan ungkapan itu belum tentu ada kebenarannya. Kenapa mesti kalau berarti itu kan ada tuduhan kepada 02 ketika 02 akan memenangkan pemilihan ini berarti itu artinya tidak akan ada lagi zikir dan tahlil di Istana. Memang dalam hal ini diucapkan oleh seorang ustaz dalam ceramah itu dan dihadiri KH Ma'ruf Amin. Sebagai cawapres, kenapa melakukan pembiaran. Yang kami sesalkan itu," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: