Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisakah AI Men-Disrupt Investasi Anda?

Bisakah AI Men-Disrupt Investasi Anda? Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah secara radikal mengubah hidup kita dan cara kita bekerja, tetapi apa dampaknya terhadap investasi kita?

AI yang dulunya hanya salah satu cabang science, hari ini telah mengambil alih banyak tugas yang semula hanya dilakukan oleh manusia. Dan ketika kecerdasan mesin menjadi lebih maju, perusahaan-perusahaan baru akan mulai mendominasi bursa saham.

Chris Macdonald, Investment Adviser di Morgans menyatakan, perusahaan yang menyediakan solusi AI akan memiliki permintaan tinggi terhadap layanan mereka dan yang terbaik akan menjadi perusahaan yang sangat sukses [dalam hal] saham dan investasi.

"Perusahaan yang berinvestasi di AI akan lebih kompetitif dibanding kompetitornya dalam hal mengenali pelanggan dan mendorong efisiensi pada skala dalam bisnis mereka. Meski di sektor keuangan perkembangan AI cukup lambat, namun di pasar modal sendiri akan sangat berdampak terhadap cara Anda memilih dan mengelola investasi," kata dia saat diwawancara YourMoney.com.au.

Baca Juga: Apa Itu Artificial Intelligence?

Ai akan membuat para fund managers bisa menganalisis data perusahaan dan ekonomi dengan lebih baik untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Perkembangan AI di industri ini tidak dapat dihindari dan sangat positif karena memberikan perusahaan kemampuan untuk menganalisis sumber data yang lebih besar.

Sektor mana yang harus Anda Investasikan?

Baik sektor teknologi dan industri, menurut Macdonald akan mampu meningkatkan penciptaan produk dan layanan baru lewat AI. Artinya perusahaan perangkat lunak dan teknologi perangkat keras yang menyediakan layanan dan produk AI dapat memperoleh profit terbesar, bersama dengan perusahaan teknologi global utama.

Ia menyebut bahwa perusahaan global besar seperti Amazon, Microsoft, Google dan Facebook, yang berinvestasi paling banyak di AI, akan menjadi pemenang.

"Di sektor keuangan, bank menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan secara real time dan mencegah penipuan. Di sektor kesehatan, AI digunakan untuk menganalisis dan membandingkan jutaan catatan pasien untuk mengidentifikasi tren dan meningkatkan diagnosis dan perawatan. Sektor ritel juga menggunakan AI untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan di tingkat individu. Machine learning juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber energi baru, mempercepat rantai pasokan, dan meningkatkan keamanan nasional. sektor-sektor ini patut diperhitungkan," papar dia. 

Baca Juga: Amazon Rilis Speaker Artificial Intelligence

Perusahaan seperti apa yang akan dirugikan?

Seiring berbagai perusahaan teknologi ini berlomba untuk memposisikan diri, beberapa sektor pasti akan tertinggal. Industri di mana tugas-tugas manusia yang berulang atau analisis data dapat digantikan oleh mesin-mesin pintar kecenderungan profitnya akan turun, menurut Macdonald. Termasuk perusahaan riset pasar, sebagian industri keuangan, sektor hukum, manufaktur, dan call center.

Namun perusahaan yang paling prospektif tergantung pada seberapa baik ia dapat beradaptasi terhadap perubahan teknologi seperti robotik, otomasi, dan revolusi AI yang mengarah pada kondisi new normal.

Bagaimana Anda bisa berinvestasi di AI?

Anda perlu memahami satu hal bahwa AI adalah masa depan. Siapa pun yang ingin berinvestasi dalam saham yang berfokus pada AI perlu memiliki pemahaman yang baik tentang apa makna AI bagi perusahaan, tidak hanya hari ini, tetapi selama 5 atau 10 tahun berikutnya.

"Ini tentang penelitian, penelitian, penelitian, dan jika tidak ada, ambil pandangan jangka panjang. Saya pikir siapa pun yang berinvestasi dalam saham [teknologi] benar-benar perlu memahami masalah apa yang mereka selesaikan, siapa yang membeli dan siapa yang mereka lawan. Teknologi adalah permainan tiga, lima [atau] 10 tahun dan Anda perlu berinvestasi sesuai itu, dan Anda harus bersabar,” sarannya.

Bagi siapa pun yang tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi AI atau jenis perusahaan yang mendukungnya, Macdonald mengatakan berinvestasi dalam ETF bertema teknologi umum patut dicoba. Misalnya ETF Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan GoogleETF teknologi lokal yang mencakup campuran stok perusahaan teknologi domestik dan stok perusahaan teknologi global.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: