Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Sih Uang Itu Cepat Sekali Habis?

Kenapa Sih Uang Itu Cepat Sekali Habis? Kredit Foto: Unsplash/Tim Gouw
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak terasa sebentar lagi akan menuju tanggal yang sangat dinantikan banyak orang. Apa itu? Ya pasti tanggal gajian kan. Gajian memang hari yang paling ditunggu-tunggu, namun setelah kita menunggu hampir sebulan lamanya ternyata setelah menerima gaji tak terasa uang sudah habis dalam hitungan hari.

Pernahkah Anda merasa demikian? Jawabannya: tentu saja. Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya ke mana uang tersebut melayang? Tanpa disadari, Anda sering melakukan hal-hal kecil yang membuat gaji cepat habis. Maka munculah pertanyaan: kenapa sih kok uang cepat habis?

Jadi baru hari ini ada di kantong, besoknya sudah habis. Baru sebentar masuk tabungan, besoknya sudah habis. Jadi rekening tabungan hanya "numpang lewat" saja. Akhirnya, di rekening tabungan Anda hanya ada sisa minimum saldo. Inilah problem banyak orang dan coba kita bahas penyebab uang cepat sekali berlalu.

1. Masih Kurang dalam Pendidikan Finansial

Kita harus mengakui bersama bahwa sedari kecil tidak ada yang namanya pendidikan finansial secara formal dari jenjang pendidikan manapun termasuk saat kuliah. So, ketika sudah mulai dewasa dan bisa menghasilkan uang sendiri, apa yang terjadi? Tentu kita bisa lihat sendiri hasilnya seperti apa.

Ini ketika single lho, mungkin masih dianggap biasa saja ketika uang cepat habis maka berlanjutnya ketika memasuki dunia pernikahan di mana menggabungkan dua pola pikir dan karakter yang berbeda tentu berpotensi bermasalah nantinya. Ini salah satu masalah yang kerap kali dihadapi oleh setiap keluarga.

Apakah masalah keuangan selesai sampai di sini? Oohh tentu tidak. Bisa Anda bayangkan bila tidak memiliki pendidikan finansial yang oke dan berlanjut dengan ikut gaya hidup konsumtif, apa jadinya keuangan kita?

Baca Juga: Apa Beda Investasi dan Menabung?

2. Gaya Hidup

Hal yang harus dipahami adalah jangan sampai terjerat gaya hidup konsumtif. Karena sebesar-besarnya gaji yang didapat, tak akan cukup untuk menutupi gaya hidup. Namun saat ini di masyarakat kita terjadi beberapa hal yang mencengangkan lho seperti menunjukkan potong rambut di salon desainer papan atas di mall mewah, atau berlibur ke Raja Ampat hingga Maldives.

Ya, memang liburan saat ini sudah menjadi kebutuhan di tengah penatnya dan kesibukan dalam bekerja. Namun seakan menjadi sebuah hal yang begitu miris ketika melihat teman-teman yang berlibur ke berbagai pelosok daerah dengan bermodalkan keuangan yang belum baik alias mengandalkan utang.

Umumnya mereka memaksakan ego untuk berlibur dan mencari cara untuk mendapatkan pinjaman uang demi menambal keuangan yang bocor. Inilah yang membuat gaji terkuras dengan mudah, yang membuat uang Anda cepat habis, tanpa terasa.

Tadi baru disinggung mengenai liburan lho, belum hal lain seperti elektronik, gadget, hingga fashion dan semua bisa didapatkan dengan mudah melalui handphone Anda. Semua berada dalam genggaman tangan. Belum lagi godaan akan cicilan dengan bunga 0% plus mendapatkan cashback sekian persen. Wah, menyenangkan sekali rasanya.

Dan bila kita berjalan ke pusat pembelanjaan di mana setiap supermarket besar atau bagian elektroniknya pasti terdapat booth pembiayaan yang menawarkan cicilan ringan dengan modal KTP saja. Iya hanya modal KTP saja dan tentu ada "pemanis" lainnya yaitu "proses cepat, bunga ringan, hanya 10 menit". Iya apa iya? Pasti Anda sering melihat hal seperti ini bukan?

Pada akhirnya Anda membeli produk tersebut. Entah benar karena kebutuhan atau karena keinginan saja. Melihat kemudahan tersebut, apakah ini menjadi gaya hidup Anda saat ini?

Baca Juga: Generasi Milenial Sudah Melek Investasi, Ini Buktinya!

3. Penipuan

Setelah pendidikan finansial yang kurang serta dipengaruhi oleh gaya hidup, hal ketiga yang dapat membuat keuangan cepat habis adalah kena tipu atau terjadi penipuan terhadap diri Anda.

Tentu Anda pernah mendengar cerita para pahlawan devisa kita yang berjuang di luar negeri untuk mendapatkan uang, saat mereka kembali ke Indonesia dengan membawa uang cukup banyak, namun hanya bertahan beberapa bulan. Ketika pulang, mereka ditawarkan sebuah penawaran menarik untuk menyimpan uang mereka di koperasi atau diinvestasikan ke bisnis, namun itu semua berkedok money game atau biasa dikenal dengan investasi bodong.

Setelah mengalami peristiwa tersebut, tentu mereka akan stres dan berpikir untuk kembali merantau kerja di negeri orang lagi entah sampai kapan. Ini baru dari para pahlawan devisa lho.

Tentu kita pernah mendengar para pensiunan yang mendapatkan pesangon cukup besar. Ketika mereka mendapatkan dana pensiunan yang cukup besar, ratusan juta sampai miliaran, tiba-tiba kena tipu dengan model yang sama juga seperti tadi. Maksud hati ingin pensiun dengan tenang dan damai, ini malah stres karena uangnya sudah habis total.

Tidak hanya para pensiunan lho yang menjadi korban, anggotan TNI dan Polri aktif juga menjadi korban bahkan anggota dewan pun menjadi korban kasus penggandaan uang. Maka sangat terbuka kemungkinan uang Anda tergerus habis karena tergiur oleh iming-iming yang wow tadi.

Semua kembali lagi pada kurangnya pendidikan finansial yang diterima. Maka jangan ragu untuk terus belajar, kapanpun, dan di manapun untuk mencapai keuangan yang lebih baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: