Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penggunaan Mata Uang Lokal Perkuat Perdagangan Indonesia dan Thailand

Penggunaan Mata Uang Lokal Perkuat Perdagangan Indonesia dan Thailand Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan di dalam wilayah salah satu negara dengan menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) telah memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antarnegara.

Sebagai contoh, implementasi LCS antara Indonesia dan Thailand telah memberikan kepercayaan pasar dan berdampak positif bagi perdagangan bilateral antara kedua negera tersebut.

Perkembangan implementasi LCS tersebut menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam diskusi pertemuan bilateral Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob pada 23 Maret 2019 di Jakarta.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, sejak diimplementasikan pada 11 Desember 2017, total transaksi perdagangan melalui LCS telah menunjukkan peningkatan. Sepanjang 2018, total transaksi perdagangan melalui LCS mencapai rata-rata THB130 juta (setara Rp58 miliar) per bulan.

Baca Juga: RIM Direlaksasi, BI Yakin Kredit Bank Masih Bisa Dioptimalkan

"Sementara untuk dua bulan pertama 2019, transaksi LCS telah mencapai THB272 juta (setara Rp121 miliar), meningkat tajam dari periode yang sama tahun lalu sebesar THB69,5 juta (setara Rp30 miliar)," kata Onny dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Selain LCS, lanjut Onny, pertemuan strategis tersebut membahas perkembangan perekonomian kedua negara serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral terutama di bidang sistem pembayaran. Kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital dengan berbagai inovasi teknologi terkini (termasuk penerapan QR Code) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

"Optimalisasi manfaat ditempuh dengan tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta anti-pencucian uang (APU) dan pencegahan pendanaan teroris (PPT)," paparnya.

BI dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan.

Baca Juga: Lagi-lagi Asing Incar Saham 3 Bank Ini

BI dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antar-otoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.

Ke depan, kedua gubernur bank sentral tersebut meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran pimpinan bank sentral maupun dalam tataran teknis.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: