Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah KO Lagi? Oh No!

Rupiah KO Lagi? Oh No! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Gubernur The Fed, Janet Yellen, menyanggah isu resesi yang diramai akan dialami AS dalam kurun waktu 18 bulan ke depan. Menurut Yellen, imbal hasih (yield) obligasi bertenor pendek lebih tinggi daripada obligasi bertenor panjang bukanlah suatu tanda akan terjadi resesi. 

Baca Juga: Mantan Bos The Fed: Itu Bukan Sinyal Resesi

Yellen justru mengatakan hal tersebut menjadi sinyal perlunya pemotongan suku bunga acuan oleh The Fed untuk mengakhiri tren pelemahan ekonomi AS. Asal tahu saja, pekan lalu The Fed kembali memberi pernyataan dovish untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25% hingga 2,5%.

"Dan fakta ini mungkin menandakan bahwa The Fed di suatu titik perlu untuk menurunkan suku bunga. Namun, ini tentu saja tidak menandakan bahwa beberapa perkembangan ini akan menyebabkan resesi," jelas Yellen sebagaimana dikutip dari Reuters.

Baca Juga: AS Terancam Resesi, Nasib Rupiah di Ujung Tanduk

Pernyataan Yellen tersebut bak embun penyejuk di tengah dahaga yang melanda. Alhasil, kini investor global dapat lebih bijak dan tenang dalam bermain di pasar keuangan global, khususnya Indonesia. Tanda optimisme investor terhadap aset berisiko di Indonesia sudah nampak dengan rebound-nya IHSG pagi tadi sebesar 0,46%. 

Sejalan dengan IHSG, rupiah pun mulai bangkit dan menguat di hadapan dolar AS. Pada pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah memang melemah 0,11% terhadap dolar AS. Meskipun begitu, perlahan namun pasti rupiah bangkit higga akhirnya dapat menguat 0,03% ke level Rp14.176 per dolar AS. 

Baca Juga: The Fed Dovish, Dolar AS Dibabat Habis!

Beberapa saat lalu, rupiah bahkan sempat menduduki posisi teratas sebagai mata uang terbaik di Asia. Namun kini, rupiah berbalik melemah di hadapan yuan (0,05%) dan baht (0,02%). Penguatan paling besar yang diperoleh rupiah, yiatu 0,14% terhadap yen dan ringgit. 

Rupiah juga menguat cukup tinggi, yaitu 0,08% terhadap won, 0,06% terhadap dolar Hongkong, serta 0,02% terhadap dolar Singapura dan dolar Taiwan. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: