Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurangi Defisit, Kemenperin Dorong Ekspor Farmasi

Kurangi Defisit, Kemenperin Dorong Ekspor Farmasi Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan pendekatan ke pelaku industri. Pemerintah berharap kepada pelaku industri untuk terus meningkatkan ekspor, investasi, dan terus berekspansi.

Menteri Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartato mengatakan, ekspor nonmigas saat ini menjadi andalan. Dengan menggenjot laju ekspor di sektor ini diharapkan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan secara signifikan.

Salah satu sektor yang menjadi andalan itu adalah farmasi. Meskipun diakui, penyumbang tingginya nilai impor salah satunya berasal dari bahan baku produk farmasi, yang mendekati US$1 miliar per tahun. Namun, dengan meningkatkan investasi dan ekspansi, hal itu dapat mengimbangi pengeluaran karena yang diekspor pun semakin banyak.

"Target kami produksi farmasi ini menjadi andalan karena farmasi bea ekspornya kebanyakan negara nol, jadi potensi Indonesia besar," ujar Airlangga.

Baca Juga: Ekspor Perdana Eropa, Pabrik Kesehatan Lokal Terbesar di Asean Lepas Kontainer Ke-3.000

Selain untuk memenuhi pasar ekspor, pasar dalam negeri juga masih potensial. Saat ini pemerintah memiliki program BPJS yang menlindungi 217 juta penduduk dengan biaya mencapai Rp100 triliun. Hal itu menjadi kesempatan bagi pengembang pharmaceutical untuk terus meningkatkan produksinya.

Salah satu produsen farmasi yang didorong untuk meningkatkan ekspor itu adalah PT Bayer Indonesia. Airlangga menyempatkan untuk mengikuti pelepasan kontainer ekspor ke-3.000 yang dilakukan di Pabrik Bayer di Cimanggis, Rabu (27/3/2019). Dengan pelepasan kontainer ke-3.000 itu, pabrik tersebut telah mengekspor berbagai produknya dengan total nilai mencapai Rp3,9 triliun.

Angel Michael Evangelista, Presiden Direktur Bayer Indonesia, mengatakan, pabrik tersebut telah memproduksi produk kesehatan berstandar internasional. Di mana 80% dari hasil produksinya dapat diekspor ke lebih dari 32 negara di seluruh dunia.

Selain pabrik di Cimanggis, Bayer juga mengoperasikan dua pabrik agro-kimia yang berada di dua lokasi berbeda, yakni di Surabaya dengan 30% kapasitas produksinya diekspor ke 10 negara dan satu pabrik lainnya di Tangerang yang mengekspor 35% hasil produksinya ke empat negara.

"Bayer Indonesia telah berkomitmen untuk mengambil bagian dalam pembangunan ekonomi Indonesia dengan mendorong ekspor. Langkah bisnis tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan," ujar Angel.

Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi, Program Vokasi Bayer Adopsi Sistem Jerman

Ernst Coppens, Senior Bayer Representative Asean, menambahkan, Bayer telah menanamkan investasi sebesar 100 juta euro atau sekitar Rp1,6 triliun untuk membangun dan melengkapi pabrik tersebut dengan fasilitas modern sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dunia. Saat ini pabrik Bayer di Cimanggis menjadi pabrik di wilayah Asean dengan nilai ekspor terbesar se-Asia Pasifik.

"Pabrik ini juga menghasilkan produk unggulan dari 12 pabrik Bayer di seluruh dunia," ujar Ernst.  

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: