Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Kalah dari Uber, Lyft Tingkatkan Kisaran Harga Saham IPO-nya

Tak Mau Kalah dari Uber, Lyft Tingkatkan Kisaran Harga Saham IPO-nya Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lyft Inc menaikkan kisaran harga untuk debut sahamnya karena para investor melihat kekalahan masa lampau perusahaan dari kompetitornya, Uber Technologies Inc. Kenaikan harga itu akan ditetapkan hari ini, perdagangan saham yang dimulai esok hari di Nasdaq.

Kisaran harga IPO Lyft berada di antara US$70 dan US$72 per saham, yang membuat target valuasinya meningkat hingga US$24,3 miliar. Sebelumnya, harga per saham mereka ada di kisaran US$62 hingga US$68. Harga dinaikkan sebab investor cemas akan kerugian IPO seperti yang dialami oleh Snap Inc pada 2017.

Melansir Reuters (28/3/2019), permintaan terhadap saham perdana dari Lyft mengalami oversubscribe (kelebihan permintaan), dua hari sebelum roadshow investornya.

Dalam kisaran harga baru, Lyft akan memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$20,45 miliar, sedikit lebih besar dsri Snap Inc ketika melantai di bursa pada 2017. Angka itu akan menjadi IPO terbesar di Amerika Serikar sejak yang dilakukan oleh raksasa e-commerce Alibaba pada 2014.

Bila dihitung dari hal-hal seperti opsi saham terbatas, valuasi Lyft akan meroket mencapai US$24,3 miliar. Sementara nilainya saat ini berada di angka US$15 miliar pada putaran penggalangan dana akhir pada 2018. Jika dihitung dari titik tengah di kisaran target barunya, yakni US$71 per saham, maka perusahaan ride-sharing itu akan mengumpulkan sekitar US$2,1 miliar.

Baca Juga: Kebut Uber, Lyft Ajukan IPO dalam Waktu Dekat

Kisaran harga yang meningkat menandakan permintaan yang sehat untuk saham baru, setelah produsen jeans Levi Strauss & Co debut di bursa pada pekan lalu.

Hal itu juga menunjukkan, banyak investor bersedia mengabaikan ketidakpastian terhadap jalan Lyft menuju profitabilitas dan strateginya untuk mengemudi secara otonom, karena takut ketinggalan IPO teknologi profil tinggi.

Pasar IPO memiliki awal yang lambat pada tahun 2019 karena kondosi yang tidak stabil pada akhir tahun lalu, ditambah dengan penutupan pemerintah pada Januari menghalangi regulator AS memproses pelamar IPO baru.

Namun, hal itu merupakan pertanda baik bagi Uber Technologies dan Pinterest Inc, yang juga berencana untuk go public pada 2019 tetapi belum mendapatkan keuntungan, sama seperti Lyft.

Baca Juga: Berlomba dengan Lyft, Uber Optimis IPO pada Kuartal I-2019

Bila start-up seperti Lyft tetap menjadi perusahaan pribadi lebih lama, ada tumpukan permintaan untuk mengalokasikan lebih banyak uang terhadap saham yang dianggap memiliki pertumbuhan tinggi. Meskipun begitu, strategi dan kemampuan Lyft untuk menghasilkan uang tak dapat diragukan.

Penasihat dana pensiun Union CtW Investment Group berargumen, "Lyft menghadapi hambatan yang sama sekali tidak dapat diatasi untuk mendapatkan keuntungan karena masalah dengan strategi penetapan harga perusahaan ride-sharing dan peraturan baru yang mendorong biaya lebih tinggi."

Pendapatan Lyft mencapai US$2,16 miliar untuk 2018, dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan jauh lebih tinggi dari US$343 juta pada 2016. Sementara, mereka mencatat kerugian US$911 juta pada 2018, meningkat bila dibandingkan dengan 2017 yang berada di angka US$688 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: