Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara-Negara ASEAN Berkumpul Bahas Sistem Perlindungan Pekerja di Yogyakarta

Negara-Negara ASEAN Berkumpul Bahas Sistem Perlindungan Pekerja di Yogyakarta Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, resmi membuka The 6th ASEAN-OSHNET Conference di DIY Yogyakarta, Kamis (28/3/2019). ASEAN-OSHNET merupakan konferensi yang mempertemukan semua pemangku kepentingan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Peserta konferensi ini yakni negara-negara anggota ASEAN, pakar K3 nasional dan internasional, serta berbagai perusahaan di ASEAN. Tujuannya berbagi wawasan mengenai perkembangan dan praktik terbaik bidang K3 guna meningkatkan standar K3 di ASEAN.

Hanif mengatakan Indonesia merasa beruntung dapat berpartisipasi di ASEAN-OSHNET. Ia berharap dengan keikutsertaan di forum ini, pemerintah bisa mendapatkan informasi tentang perkembangan dari kegiatan –kegiatan K3 khususnya di kawasan ASEAN.

“Kita juga ingin memiliki program K3 modern yang sesuai dengan kompetensi bsinis dan perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi diharapkan terlibat aktif di dalam ASEAN-OSHNET,” kata Hanif di Yogyakarta, Kamis (28/3/2019).

Baca Juga: Bahaya! Kesadaran Perusahaan Terapkan K3 Terganjal Stigma Biaya?

Sementara itu Direktur ILO Untuk  Indonesia dan Timor leste Michiko Miyamoto mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada Dewan ASEAN yang sudah terus menerus dan secara konsisten memastikan promosi dan implementasi K3 terus dilakukan di antara negara-negara ASEAN.

“Kepada pemerintah Indonesia sebagai penyelenggara dari konferensi ini juga mampu merespon cepat  persoalan-persoalan K3  baik di tingkat nasional, regional, dan global,” kata Michiko.

ILO, lanjut Michiko, telah menetapkan K3 ada di jantung dari jaminan ketenagakerjaan. Untuk itu ILO ingin memastikan pekerja itu menjadi manusia yang dihormati di tempat kerja dan di seluruh dunia.

“ILO saat ini merayakan ulang tahunnya yang  ke 100. Dan untuk itu kita tahun ini mempromosikan perlindungan kesehatan bagi semua pekerja seluruh dunia,” ucapnya.

Baca Juga: Bamsoet Minta Kemnaker Terapkan Teknologi untuk Awasi TKA

ILO tengah memiliki dua proyek terkait K3 diantaranya buat kaum muda. Proyek ini disebutnya safety work youth. Program ini mendorong setiap negara agar memilki profil K3  dan rencananya akan dilaksanakan di Indonesia, Filipina dan Myanmar

“Kami juga mendukung upaya Dewan ASEAN untuk memastikan semua tempat kerja selamat dan aman buat semuanya,” ucapnya.

Sementara itu Direktur Direktorat Pengembangan Manusia, Sekretariat ASEAN,  Rodora Turaide Babaran mengatakan pertumbuhan yang sangat kuat dan stabil membuat pendapatan kawasan ASEAN menjadi US$2,8 triliun.

“Dengan peningkatan proyeksi PDB, dalam lima tahun ke depan ASEAN akan menjadi 4 besar perekonomian sampai tahun 2030. Dan ini akan didukung tenaga kerja muda,” kata Rodora.

Baca Juga: Miris, Hanya 2% Pekerja Konstruksi Tersertifikasi

Bank Dunia kata Rodora memperkirakan 250 juta angkatan kerja ASEAN menjadi tenaga kerja terbesar setelah India dan China. Rata-rata usia mereka di bawah 30 tahun.

“Jadi produktivitas tidak boleh mengorbankan K3. K3 dilihat sebagai investasi keberlangsungan bisnis. Hampir 3 juta pekerja meninggal setiap tahun akibat penyakit. Data seperti ini semakin menegaskan pentingnya K3 sebagai fundamenta,” ujarnya.

Ia pun menambahkan bahwa pengumpulan data analisis K3  harus berjalan dan harus didukung sumber daya manusia. Data K3 tersebut penting untuk merespon kebutuhan saat ini.

“Saya berharap ini akan mendorong negara-negara anggota untulk bisa memberikan peluang pembelajaran strategi  untuk meujudkan K3 di kawasan ini,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: