Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cargill Dukung Petani Plasma Indonesia Lewat Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan

Cargill Dukung Petani Plasma Indonesia Lewat Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 3.019 petani plasma dari 8 (delapan) koperasi petani perkebunan kelapa sawit PT Poliplant Sejahtera (PSA) di Kalimantan Barat milik Cargill, belum lama ini meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dengan demikian total luas areal perkebunan PSA yang telah bersertifikat RSPO kini mencapai 10.026,58 hektar. Sertifikasi RSPO ini merupakan tonggak sejarah bagi para petani tersebut, sekaligus mencerminkan keberhasilan mereka yang memenuhi standar minyak sawit berkelanjutan yang diterapkan RSPO.

Presiden Direktur Cargill Poliplant Group (PPG), Anthony Yeow, mengatakan, Cargill sangat bangga kepada para petani plasma PT Poliplant Sejahtera (PSA) atas prestasi mereka meraih sertifikasi RSPO, yang merupakan standar produk minyak sawit berkelanjutan yang diakui secara internasional.

"Para petani Cargill didukung untuk terus meningkatkan hasil panen, penghasilan dan taraf hidup mereka," dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Melalui sertifikasi RSPO, tambah Anthony, para petani plasma kami mampu menembus pasar yang lebih besar lagi, yaitu rantai pasok minyak sawit global. Kami senantiasa mendukung mitra rantai pasok produk sawit untuk bergabung dengan RSPO dan memperoleh sertifikasi RSPO, sehingga produk mereka memenuhi standar kebijakan NDPE (no deforestation, no peat, no exploitation) seperti yang tercantum dalam komitmen Cargill 2020.

Kepala Koperasi Subur Makmur, Suherman, bersyukur atas pencapaian prestasi tersebut. Melalui kemitraan dengan Cargill, Ia dapat menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan. Hasil panen lahan perkebunan kelapa sawit kami telah meningkat seiring dengan kemampuannya untuk beroperasi lebih efisien.

"Sertifikasi RSPO mencerminkan dukungan yang besar terhadap praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan dan kemitraan kami dengan Cargill. Kami optimistis akan peningkatan mata pencaharian karena tandan buah segar (TBS) kami memenuhi standar minyak sawit berkelanjutan internasional," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Siapkan Skenario Terburuk Soal Diskriminasi Sawit Uni Eropa

Sertifikasi RSPO untuk delapan koperasi yang bermitra dengan PSA ini merupakan sertifikasi kelima bagi Cargill. Keempat sertifikasi sebelumnya diperoleh PT Hindoli (Sumatera Selatan), PT Harapan Sawit Lestari dan PT Indo Sawit Kekal (Kalimantan Barat).

Hingga saat ini, Cargill telah melakukan pendampingan kepada sekitar 16.500 dari 21.600 petani plasmanya di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat untuk memperoleh sertifikat RSPO.

Diakuisisi oleh Cargil pada tahun 2014, PSA merupakan salah satu dari lima perkebunan PPG di Kalimantan Barat yang memperoleh sertifikasi RSPO pada tahun 2016, termasuk  pabrik Siriham dan 4.005 hektar lahan milik perusahaan.

Perkebunan Cargill lainnya di Kalimantan Barat yaitu PT Harapan Sawit Lestari dan PT. Indo Sawit Kekal memperoleh sertifikasi RSPO berturut-turut pada tahun 2015 dan 2014. PT Hindoli di Sumatera Selatan merupakan perkebunan Cargill pertama yang memperoleh sertifikasi RSPO pada tahun 2009.

Baca Juga: Cargill Gelontorkan US$500 Ribu untuk Gizi Anak Sekolah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: