Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIMA: Akuntan Harus Berbenah dalam 3 Tahun atau Terdisrupsi

CIMA: Akuntan Harus Berbenah dalam 3 Tahun atau Terdisrupsi Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagian besar tim keuangan dan profesional tidak mengembangkan keterampilan mereka dengan cukup cepat untuk menghadapi dampak kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), otomatisasi proses robot, dan teknologi lainnya sesuai dengan penemuan kembali keuangan untuk dunia digital, menurut sebuah penelitian yang dirilis oleh Chartered Institute of Management Accountants (CIMA).

Baca Juga: 4 Sektor Ini Banyak Pecat Karyawan Akibat Disrupsi Teknologi

Mayoritas (lebih dari 50%) pemimpin keuangan secara global mengatakan, kompetensi tim mereka harus "berubah secara signifikan" selama tiga tahun ke depan karena teknologi baru akan mengambil alih tugas-tugas tradisional. Keuntungannya, bisnis mengharapkan fokus yang lebih kuat pada penciptaan nilai dengan otomatisasi tugas yang berulang. Keahlian dalam bidang-bidang seperti analisis data, manajemen risiko dunia maya, dan model bisnis akan memfasilitasi perubahan ini.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa 61% profesional keuangan yang disurvei mengharapkan lebih dari 20% tugas keuangan akan diotomatisasi dalam tiga tahun ke depan. Sementara lebih dari separuh (55%) profesional telah melihat langkah menuju proses otomatis.

Penelitian ini dilakukan terhadap 5.500 profesional keuangan di 2.000 organisasi publik dan swasta dari semua ukuran di 150 negara.

Baca Juga: Inovasi dan Transformasi Digital Jadi Jawaban Hadapi Tantangan Era Disrupsi Teknologi

Andrew Harding, Kepala Eksekutif Akuntansi Manajemen FCMA, CGMA, mengatakan, "Teknologi membawa kita berubah pada kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Organisasi harus terus-menerus meningkatkan kemampuan mereka untuk meraih peluang baru agar tetap dapat terus hidup."

"Bagi para profesional keuangan tidak ada bedanya. Lingkungan yang berubah mewakili peluang besar bagi mereka untuk melampaui zona kenyamanan teknis inti mereka dan merangkul teknologi yang muncul sebagai cara untuk memberikan nilai di seluruh organisasi mereka. Namun, untuk menghadapi tantangan, mereka perlu mengasah keterampilan dan kompetensi baru agar tetap dapat dipekerjakan dan kompeten untuk dunia digital," tandasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: