Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi Visa: 82% Masyarakat Indonesia Mulai Tinggalkan Uang Tunai

Studi Visa: 82% Masyarakat Indonesia Mulai Tinggalkan Uang Tunai Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi terbaru dari Visa yang bertajuk Consumer Payment Attitudes 2018 menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia semakin siap menghadapi masa depan tanpa tunai. Sebab 8 dari 10 (82%) responden menyatakan bahwa mereka telah mencoba bepergian tanpa tunai.

Studi tersebut menunjukkan jumlah konsumen yang melek digital semakin bertumbuh di Asia Tenggara dan mengindikasikan masyarakat Indonesia semakin menyadari manfaat pembayaran nontunai dan tertarik dengan masa depan tanpa tunai.

Berdasarkan studi Visa Consumer Payment Attitudes, 77% masyarakat Indonesia memperkirakan akan semakin sering menggunakan pembayaran nontunai dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Selain itu, 41% juga meyakini Indonesia akan mewujudkan masyarakat tanpa tunai dalam kurun waktu tiga tahun. Hal ini merupakan sebuah peningkatan dibandingkan dengan hasil studi tahun lalu yang mana mayoritas responden memperkirakan bahwa masyarakat tanpa tunai akan terwujud dalam kurun waktu 8 hingga 15 tahun.

Baca Juga: Inilah Tujuh Keuntungan Jadi Cashless Society

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan bahwa saat ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki akses terhadap pembayaran nontunai sehingga lebih percaya diri bepergian tanpa tunai.

"Menjalani gaya hidup nontunai menjadi lebih mudah dan menarik bagi masyarakat Indonesia karena banyaknya opsi cara membayar, mulai dari pembayaran menggunakan kartu, teknologi nirkontak, hingga yang berbasis kode QR. Konsumen juga menginginkan proses pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan aman yang mendorong mereka semakin mengurangi penggunaan uang tunai dan memulai gaya hidup nontunai," ujar Riko di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Studi tersebut juga menunjukkan pertumbuhan mobile commerce yang tinggi, di mana hampir seluruh responden (93%) semakin merasa nyaman untuk melakukan pembayaran di ponsel mereka. Hampir semua konsumen Indonesia saat ini bertransaksi menggunakan ponsel mereka melalui sebuah aplikasi, bukan web browser.

Keamanan bertransaksi tetap menjadi prioritas utama sebab 9 dari 10 responden mengatakan bahwa memastikan keamanan informasi pribadi saat bertransaksi menggunakan ponsel menjadi salah satu fokus utama mereka.

Saat ditanya mengenai masa depan pembayaran, masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang tinggi untuk menggunakan perangkat pembayaran wearables (76%), di mana smartwatch dinilai sebagai wearables yang paling nyaman dipakai untuk melakukan pembayaran (53%).

Selain itu, 69% masyarakat Indonesia juga berminat menggunakan teknologi biometrik untuk autentikasi pembayaran, di mana 60% responden menilai teknologi pemindaian jari sebagai opsi yang paling nyaman.

Baca Juga: Go-Pay Rangkul 200.000 Rekan Usaha untuk Masuk ke Dunia Cashless

Studi ini juga menyebutkan bahwa 7 dari 10 masyarakat Indonesia (71%) tertarik untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu nirkontak, sementara 79% tertarik dengan pembayaran nirkontak berbasis mobile. Mayoritas menunjukkan minat untuk menggunakan pembayaran nirkontak di supermarket (73%), toko ritel (71%), dan gerai makanan cepat saji (64%). Kecepatan, kenyamanan, dan keamanan adalah alasan utama tertarik menggunakan pembayaran nirkontak.

Kemudian sebanyak 82% masyarakat Indonesia merasa tertarik menggunakan pembayaran berbasis kode QR, lebih tinggi dibandingkan dengan hasil studi tahun lalu yang hanya 50%. Responden menilai pembayaran berbasis kode QR dapat menghemat waktu, mudah digunakan, tidak ribet, aman, dan menyenangkan.

"Studi Consumer Payment Attitudes yang dirilis Visa menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin percaya diri untuk bepergian tanpa tunai dengan keamanan informasi pribadi menjadi fokus utama mereka. Karenanya, Visa berkomitmen menghadirkan teknologi pembayaran dan keamanan digital terbaru, seperti Visa Contactless dan Visa Token Service agar konsumen dan pelaku usaha di Indonesia dapat semakin percaya diri saat bertransaksi," tutup Riko.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: