Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Microsoft Azure Bidik Bisnis Komputasi Kuantum

Microsoft Azure Bidik Bisnis Komputasi Kuantum Kredit Foto: Unsplash/Tadas Sar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Microsoft telah mengenalkan quantum network-nya, salah satu upaya perusahaan untuk mengembangkan komputer berskala kuantum dan aplikasi kuantum pertama di dunia. Quantum network pada dasarnya adalah komunitas yang terdiri dari banyak universitas, penyuplai, organisasi enterprise, serta perusahaan rintisan.

Sebagaimana CEO Microsoft, Satya Nadella katakan, perusahaan mengembangkan budaya inovasi dan akan terus mengeksplorasi peluang bisnis di bidang cloud, artificial intelligence (AI) dan komputasi kuantum.

Corporate VP of Azure Hardware Systems Group di Microsoft, Todd Holmdahl menyatakan, Quantum Network Microsoft adalah bentuk komitmen perusahaan dalam membangun kemitraan yang dibutuhkan untuk membangun bisnis dan ekonomi kuantum.

"Kami percaya keduanya (komputasi kuantum) penting untuk memecahkan beberapa masalah terberat di dunia," kata dia.

Sementara Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee mengutip Satya Nadella, komputasi kuantum adalah salah satu pilar bisnis Microsoft ke depan. Meski saat ini riset komputasi kuantum sendiri masih berjalan, perusahaan terus berkompetisi dengan kompetitor untuk menjadi yang tercepat dalam menyediakan layanan komputasi kuantum komersil.

"Kami battle karena we believe, prosesor sekarang teknologinya itu kan semikondutor dan silikon. Dia akan hit certain limit. Setelah itu apa? Salah satunya komputasi kuantum. Jadi, diharapkan at some point at near future, penggunaanya bisa masif dan itu akan membuka lebih banyak teknologi dan inovasi di AI sendiri misalnya," kata dia.

Baca Juga: Ini Lho Asal Muasal Komputer Kuantum

Ditambahkannya, dari sisi bisnis, Microsoft sendiri percaya tingkat inovasi semikonduktor tidak cepat. Meski katakanlah setiap enam bulan sekali berbagai produk smartphone, laptop, dan tablet bermunculan, inovasi dalam hal kecepatan prosesor sendiri tidak signifikan, tidak seperti era 80-an atau 90-an. Hanya memang PR besar komputasi kuantum yang masih perlu dipecahkan, masih dijalankan di big machine karena memerlukan suhu yang sangat beku (really cool) sehingga tidak praktis untuk digunakan pada penggunaan sehari-hari. Saat ini bisa dipraktiskan, akan banyak digunakan sehari-hari.

Microsoft sendiri tidak sendirian. IBM lewat IBQ Q-nya terus menginisiasi inovasi dan pengembangan komputasi kuantum. Ia memiliki kemampuan bagi sebuah komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mentransfer informasi jauh lebih efisien. Setiap tahun, data terus tumbuh seiring manusia mengonsumsi data yang mana ia membutuhkan kekuatan komputasional yang makin besar.

Beberapa kemajuan telah dibuat, seperti komputer super, namun masih terkendala sulitnya menjaga stabilitas mesin sendiri. Dibutuhkan suhu yang sangat rendah, ekstrim, sementara getaran kecil saja bisa membuat tingkat error meningkat. Namun demikian, komputasi kuantum bisa menyelesaikan persoalan matematika yang kompleks dalam waktu yang sebegitu singkat, yang belum ada saat ini. 

Vishwanath Ramaswamy, Direktur IBM Systems (India & South Asia) percaya bahwa AI bukanlah akhir dari inovasi teknologi, melainkan komputasi kuantum. Komputasi kuantum bisa memecahkan persoalan bisnis yang tidak bisa dipecakan oleh komputer tradisional saat ini dengan kemampuan modelling deep learning-nya yang amat mengesankan.

Baca Juga: Ini 5 Prediksi Deloitte Tentang Komputasi Kuantum di 2019

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: