Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Penyebab PSI cs Tak Lolos ke Parlemen

Ini Dia Penyebab PSI cs Tak Lolos ke Parlemen Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil survei terbaru CSIS yang memprediksi partai baru, di antaranya PSI dan Perindo, terancam tak lolos parliamentary threshold menunjukkan partai baru sulit diterima masyarakat.

Baca Juga: Wajar PSI Tak Lolos, Sering Blunder Sih

"Partai-partai politik baru rata-rata identitasnya lemah dan tokoh-tokoh yang dimiliki pun belum sepenuhnya populer atau berpengaruh," kata Direktur for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad.

Partai-partai politik lama, lanjut Nyarwi, butuh waktu beberapa tahun untuk memiliki identitas yang kuat.

"Itu pun eksistensi partai-partai tersebut pada awalnya banyak yang tergantung kepada tokoh," pungkasnya.

Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta, Kamis, memprediksi partai-partai baru, yakni PSI, Perindo, Partai Berkarya, dan Partai Garuda tak lolos ambang batas empat persen.

Elektabilitas PSI 0,5 persen, Perindo 1,1 persen, Partai Garuda 0,1 persen, dan Partai Berkarya 0,1 persen. Adapun partai lama yang terancam tidak lolos ke Senayan adalah PKPI 0,2 persen, PBB 0,4 persen, dan Partai Hanura 0,8 persen.

Sementara PPP 3 persen dan PAN 2,5 persen juga masih belum aman karena masih dalam rentang margin of error ancaman ketidaklolosan parlemen. Dan partai dengan elektabilitas tertinggi berturut-turut adalah PDI Perjuangan 25,9 persen, Partai Gerindra 13,3 persen, Partai Golkar 9,4 persen, PKB 7 persen, Partai Demokrat 5,5 persen, PKS 4,6 persen, dan Partai NasDem 4,3 persen.

Adapun yang belum menentukan pilihan sebanyak 3,2 persen dan yang tidak menjawab atau menjawab rahasia sebanyak 18,2 persen. Survei CSIS ini dilakukan 15-22 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebesar 1.960 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: