Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DanaLaut Buka Akses Permodalan Nelayan Hingga Petani Garam

DanaLaut Buka Akses Permodalan Nelayan Hingga Petani Garam Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor perikanan, menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di kuartal III tahun 2018, menyumbangkan Rp59,98 triliun untuk PDB Indonesia. PDB tersebut didapatkan dari komponen pembentuk berdasarkan produk primer.

Di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri, produk primer berasal dari perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Total produksi perikanan tangkap di laut pada kuartal III tahun 2018 tadi, mencapai 4.954.822 ton. Angka tersebut bahkan belum memasukkan nilai dari sisi produk turunan atau olahan yang tentu jauh lebih besar angkanya.

Selain Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, perusahaan teknologi finansial (fintech), seperti DanaLaut pun kini menjadikan ekonomi kelautan sebagai fokus utama agar sektor kelautan terus berkembang.

DanaLaut menyediakan layanan invoice financing (menunjang kegiatan perdagangan hasil laut), modal kerja (menunjang kebutuhan operasional, seperti bahan baku atau proses produksi), serta budidaya (berupa pinjaman untuk usaha produktif). Ketiga layanan tersebut menjadi solusi bagi sekitar 85% pelaku usaha perikanan yang tergolong dalam skala mikro dan kecil, serta membutuhkan alternatif pembiayaan.

Baca Juga: DanaLaut Siap Fasilitasi Pembiayaan UKM Kelautan Rp50 Miliar

“DanaLaut berkomitmen membuka akses permodalan bagi para pelaku usaha kelautan berskala mikro dan kecil, seperti nelayan pesisir, petani garam, pembudidaya rumput laut, serta koperasi-koperasi yang bergerak di sektor kelautan,” tutur Niko Ariansyah, CEO DanaLaut.

Memasuki 2019, DanaLaut sendiri memiliki target penyaluran sebesar Rp50 miliar modal kerja ke lima sektor bidang kelautan, yakni pembuatan garam, usaha rumput laut, usaha turunan produk laut, tambak, dan miniplant. Kelima sektor ini diharapkan mampu menciptakan sebuah ekosistem bidang kelautan yang menjamin keberlangsungan usaha semua pihak. DanaLaut menargetkan 150 proyek pendanaan modal yang akan disalurkan di sepanjang tahun 2019.

Ranah rumput laut pun mencetak peningkatan. Pada tahun 2018, produksi rumput laut Indonesia dalam keadaan basah mampu mencapai 16 juta ton. Jumlah sebesar ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu produsen komoditas rumput laut terbesar di dunia. Angka tersebut meningkat sebesar enam juta ton dibanding tahun sebelumnya, tercatat sebesar 10,8 juta ton pada 2017 dan secara nilai, produksi rumput laut Indonesia mencapai Rp11 triliun.

Besarnya potensi ekonomi kelautan Indonesia terlihat dari angka-angka di atas. Angka tersebut makin meningkat dengan berbagai macam upaya Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun Pemerintah Daerah. Misalnya saja, di perikanan budidaya, dengan cara penerapan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) maupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) yang menjaga kualitas produk budidaya, baik benih maupun konsumsi.

Sedangkan pada produksi rumput laut, memang masih dibutuhkan pabrik pengolahan rumput laut di beberapa kota yang memiliki tingkat produksi rumput laut yang tinggi agar mampu mengolah dan menaikkan harga jual rumput laut secara signifikan. Sudah terlihat di beberapa daerah, misalnya di Kota Tual yang menjadikan rumput laut menjadi komoditas utamanya, saat ini mulai memiliki Industri Pengolahan Rumput Laut Kota Tual.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: