Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teraliri Listrik, Kehidupan Masyarakat Desa Berubah

Teraliri Listrik, Kehidupan Masyarakat Desa Berubah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya mengejar target pemerintah dalam mewujudkan rasio elektrifikasi hingga 99,9 persen pada akhir tahun ini. Langkah ini diambil sebuah wujud komitmen PLN untuk turut serta berkontribusi terhadap perbaikan tingkat kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di kawasan pedesaan yang selama ini belum teraliri listrik

 

Fatah Triyana, seorang arsitek sekaligus pengembang perumahan di Jogja, misalnya, berulangkali menjadi saksi perubahan kehidupan di masyarakat sejak wilayahnya mulai mendapatkan aliran listrik dari PLN. 

 

“Misalnya saja di beberapa daerah pelosok Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, seperti di Kecamatan Semanu, Karang Rejo, Playen bahkan Wonosari Kota. Bila sebelumnya begitu waktu Maghrib tiba sudah gelap gulita, kini jadi lebih hidup setelah listrik masuk. Anak-anak bisa belajar dengan nyaman lebih lama, warung-warung jadi bisa buka sampai malam, siaran televisi juga bisa dinikmati di hampir setiap rumah sehingga masyarakat di sana tak lagi ketinggalan informasi,” ujar Fatah, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (31/3/2019). 

 

Baca Juga: Pemerintah Instruksikan Inspektur Ketenagalistrikan ke Sentani

 

Dengan apa yang dilihatnya secara langsung di lapangan tersebut, Fatah juga menilai roda kehidupan masyarakat juga otomatis bisa bergerak lebih cepat dengan munculnya inisiatif berbagai bentuk usaha yang baru. Tak hanya sekadar euforia biasa, masyarakat di sana kemudian mulai menemukan nilai-nilai tambah baru dari sisi ekonomi sejak listrik hadir di desanya. 

 

“Mulai dari peternakan burung puyuh dan ayam petelur, lalu juga bisnis penetasannya, juga peternakan jangkrik, tiba-tiba menjadi tren bisnis yang seketika menggairahkan kehidupan di sebuah dusun. Selain itu juga muncul bisnis-bisnis baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat di sana, seperti bisnis percetakan, kios token listrik dan pulsa elektrik dan sebagainya,” tutur Fatah. 

 

Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Dana Hingga Rp6 Triliun Sambung Listrik Gratis

 

Selama ini, Fatah lewat pemasangan tiang listrik dan trafo yang diperuntukkan bagi penghuni kompleks perumahan yang dibangunnya, Fatah juga ‘sekalian mengalirkan’ listrik ke rumah-rumah masyarakat di sekitar perumahan tersebut. Pola kerjasama dengan tokoh-tokoh seperti Fatah inilah yang, diantaranya, menjadi strategi PLN untuk menutup celah-celah belum teralirinya daerah-daerah yang belum teraliri listrik. 

 

“Memang sekilas terlihat aneh bahwa kejadian seperti kisah di atas itu terbanyak justru terjadi di Jawa. Hal itu karena memang kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masuknya jaringan listrik ke satu wilayah rupanya belum menjamin seluruh warga di sana secara otomatis bisa menikmati listrik. Ada anomali yang timbul karena banyak daktor, misal soal daya beli konsumen yang tidak merata atau juga masih banyaknya rumah tangga yang meski sudah berdiri sendiri namun masih levering (nyantol) dari rumah tangga induk,” ujar Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Sprateka, dalam kesempatan yang sama. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: