Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkominfo Minta Program Literasi Digital Dikaji Ulang

Menkominfo Minta Program Literasi Digital Dikaji Ulang Kredit Foto: FMB9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan pilot project riset terhadap Indeks Literasi Digital Remaja di Indonesia di empat kota, yakni Bandung, Denpasar, Pontianak, dan Surabaya. Ada 2.000 responden yang terlibat, masing-masing 500 dari tiap kota.

Salah satu fakta yang ditemukan dari riset tersebut adalah cara para remaja dalam memperoleh dan memperbarui pengetahuan digital. Sekitar 70% responden melakukan hal itu secara otodidak. Selain itu, keluarga berada di posisi kedua ada keluarga, kemudian disusul oleh teman, dan sekolah.

"Cara mereka (responden) mendapat literasi digital, di atas 70% justru secara otodidak. Yang kedua, baru keluarga," ujar Ketua Divisi Riset Siberkreasi, Catur Nugroho di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Senin (1/4/2019).

Baca Juga: Menanggapi Wiranto, Menkominfo Justru Fokus Tangani Hoaks dengan UU ITE

Fakta itu pun menuai saran dari Menkominfo, Rudiantara yang turut hadir dalam kesempatan yang sama. Ia menilai, program-program literasi digital perlu dievaluasi, mengingat hasil riset menunjukkan mayoritas responden justru memperoleh literasi digital secara otodidak.

"Itu kan suatu proses yang normal, artinya sudah banyak aktivitas di bidang literasi. Namun hoaks jalan terus. Karena itu saya minta dievaluasi, mana cara yang paling efektif?" tanya Rudiantara.

Menurutnya, permintaan evaluasi itu bukan berarti program literasi digital dihentikan. Hanya saja, dengan hasil riset itu ia menilai, gerakan literasi digital perlu dijalankan dengan cara yang efektif.

"Laporannya kan kebanyakan dari individu, walaupun cuma 4 kota. Kalau begitu kita cari cara yang paling efektif buat individu," tambah Chief RA, sapaannya.

Baca Juga: Tarif Pasang Jaringan Operator MRT Mahal, Begini Kata Menkominfo

Ia mencontohkan, pendekatan yang efektif dengan individu dapat dilakukan melalui kerja sama dengan operator seluler. Dengan begitu, proses literasi digital dapat disampaikan melalui pesan kepada masing-masing pelanggan operator.

"Karena kan mereka punya data pelanggan, jadi orang juga mendapat pesan dari mereka. Bisa dibicarakan dengan operator seluler. Kalau memang temuannya benar-benar dari otodidak," ungkap Chief RA.

Sementara dari sisi sekolah yang memiliki persentase sumber literasi digital paling rendah, Kemenkominfo berencana bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasinya. Namun, Rudiantara berujar, diperlukan validasi terhadap hasil riset itu supaya hasilnya bisa lebih akurat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: