Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cegah Krisis Usaha, KUMKM Perlu Restrukturisasi Usaha

Cegah Krisis Usaha, KUMKM Perlu Restrukturisasi Usaha Kredit Foto: Kemenkop-UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Restrukturisasi usaha bagi koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) perlu dilakukan guna menjaga stabilitas kinerja dan daya saing KUMKM sehingga tidak terjadi krisis usaha.   

Restrukturisasi usaha tidak hanya dilakukan saat usaha KUMKM mengalami penurunan. Restrukturisasi juga harus dilakukan secara terus-menerus agar kinerja KUMKM lebih baik. 

Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Sri Istiati mengatakan, untuk melakukan restrukturisasi usaha para pelaku usaha harus didampingi oleh para konsultan dan para pendamping KUMKM sampai usahanya baik kembali. 

Sri istiati mengatakan pernyataan itu saat membuka Pelaksanaan Restrukturisasi Usaha kepada Koperasi dan UMKM binaan PLUT-KUMKM, bagi konsultan PLUT, pendamping KUMKM (konsultan keuangan mitra bank, petugas penyuluh koperasi lapangan, inkubator bisnis), pengurus koperasi dan UMKM untuk DI Yogyakarta di PLUT-KUMKM Yogyakarta, Selasa (2/4/2019).

Baca Juga: Kemenkop dan UKM Perkuat Kemitraan KUMKM dengan Usaha Besar

Acara ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman bagaimana melakukan proses pelaksanaan restrukturisasi usaha kepada KUMKM yang benar sesuai  aturan yang berlaku. 

"Untuk melakukan rstrukturisasi usaha, para konsultan dan pendamping KUMKM terlebih dahulu mengukur kondisi kesehatan koperasi dan UMKM yang akan direstrukturisasi, apakah usahanya sehat, kurang sehat atau tidak sehat," kata Sri.

Dalam mengukur kondisi kesehatan koperasi dan UMKM tersebut, Kemenkop dan UKM telah menyediakan aplikasi sistem peringatan dini (early warning system/EWS) sebagai alat diagnosis kinerja usaha koperasi dan UMKM. Sistem ini mampu mendeteksi dari tiga aspek, yaitu kelembagaan, finansial, dan portofolio usaha. Dari hasil diagnosis, akan terlihat aspek dan indikator mana yang tidak sehat dan perlu direstrukturisasi. 

Sri menambahkan, selain aplikasi EWS, ada juga skema dan standar operasional prosedur (SOP) untuk memberikan solusi yang tepat dan benar sehingga aspek-aspek yang dinilai kurang sehat dapat ditata kembali agar menjadi sehat dan tetap berdaya saing. 

Sri Istiati menambahkan, dengan pelaksanaan restrukturisasi usaha ini, diharapkan para konsultan PLUT dan pendamping KUMKM dapat memanfaatkan dengan baik EWS, skema, dan SOP yang merupakan satu paket alat untuk merestrukturisasi usaha koperasi dan UMKM dengan benar.

Salah seorang konsultan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta, Yuli Apriyandi mengatakan, kegiatan tersebut sangat membantu mereka memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kinerja KUMKM yang selama ini mereka dampingi. 

"Terbukti setelah meng-input data UMKM dan dilakukan pendampingan, Ibu Hana Sukemi dari My Café merasakan sangat terbantu sekali dan kondisi kinerjanya lebih baik lagi," kata Yuli.

Baca Juga: Penting! 5 Unsur Ini Dipercaya Mampu Tingkatkan dan Kembangkan KUMKM

Hal senada juga diutarakan salah seorang petugas PPKL DI Yogyakarta, Hanif Hidayatullah, yang telah meng-input data Nugroho dari Koperasi Istiqomah. Menurutnya, pelaksanaan restrukturisasi usaha kepada koperasi dan UMKM binaan PLUT-KUMKM ini tentunya menambah wawasan mereka sebagai PPKL dalam penyuluhan bagi koperasi. Khususnya, untuk menjadikan koperasi yang ada lebih bergairah menghadapi tantangan ke depan, yaitu menjadi koperasi yang lebih maju.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: