Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga GKP di Indramayu Sentuh Rp3.800, Petani Menjerit

Harga GKP di Indramayu Sentuh Rp3.800, Petani Menjerit Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Indramayu -

Bupati Indramayu, Supendi, menyampaikan harga gabah kering panen (GKP) sudah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) Rp4.070.

"Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Indramayu sekarang Rp3.800. Oleh karena itu Bulog diminta melakukan penyerapan agar harga tidak anjlok," ujar Bupati Indramayu H. Supendi saat menemani Menteri Pertanian panen raya padi seluas 150 hektar di desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Kamis (4/4/2019). 

Sebagai gambaran produksi tanaman pangan khususnya padi di Kabupaten Indramayu tahun 2018 sebesar 1.672.037 ton GKP. Kabupaten Indramayu dengan luas wilayah 209.938 ha, lahan sawah seluas 116.245 ha, lahan darat seluas 36.226 ha dan panjang pantai 114,1 km merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup besar dalam memyediakan bahan pangan, baik yg berasal dari tanaman pangan, hortikultura, ternak, ikan, perkebunan maupun kehutanan.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa upaya terkait dengan harga GKP yang di tingkat petani mencapai Rp3.500 sampai dengan Rp3.800.

Baca Juga: DPR Sampai Kadin Dukung Kementan Imbau Bulog Serap Gabah Petani

“Penyerapan gabah oleh Bulog seharusnya fokus dalam menyerap gabah dalam bentuk kering giling agar harga di tingkat petani tidak turun dan menghindarkan dari risiko penurunan mutu saat penyimpanan,” terang Takmid.

Selain itu menurut Takmid, Bulog harus menambah kuota untuk penyerapan gabah di Indramayu. Saat ini kuota penyerapan untuk kabupaten Indramayu  dalam satu tahun sebesar 190.000 - 200.000 ton.

“Sedangkan produksi padi di Kabupaten Indramayu 1,7 juta ton. Jadi minimal 50 persen gabah petani harus di serap oleh Bulog,” terangnya.

Menurut Takmid, petani hanya menginginkan harga gabah stabil, setidaknya sama dengan HPP Rp4.070. Untuk itu, Bulog diharapkan tidak hanya diam ketika harga gabah bergerak turun seperti saat ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengstabilkan harga gabah yang sudah mulai anjlok. Pria yang akrab disapa Buwas tersebut pun mengaku, telah menginstruksikan jajarannya berkeliling ke beberapa daerah untuk meninjau sekaligus menyerap gabah dari tingkat petani sesuai HPP.

Baca Juga: Kementan: Ekspor Komoditas Pertanian Kian Deras, 4 Wilayah Ini Buktinya

“Sempat di tingkat petani kemarin, ada yang harga jualnya hanya Rp3.100-3.800 (per kilogram). Padahal HPP kita Rp4.100 dan kami akan berupaya menyerap gabah dari petani sebanyak mungkin,” ungkapnya Jumat (29/3/2019) saat kunjungan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Komitmen tersebut disambut baik oleh pihak Kementerian Pertanian. Dalam keterangan pers, Rabu (3/4/2019), Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri mengapresiasi komitmen Buwas tersebut.

“Kita harapkan instruksi beliau direspon secara cepat oleh jajaran di bawahnya,” tandas Boga.

Kementan, diakui Boga, tidak memiliki wewenang dalam persoalan harga gabah. Tapi pihaknya tidak akan tinggal diam jika kesejahteraan petani harus terkompensasi.

“Kesejahteraan petani tetaplah bagian dari tanggung jawab Kementan sehingga pimpinan kami tak tinggal diam. Menyikapi anjloknya harga gabah, Bapak Menteri Pertanian menyerukan larangan transaksi gabah yang tidak sesuai dengan keputusan presiden (keppres),” tegasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: