Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maskapai Masih Rugi, Jadi Harga Tiket Pesawat Naik

Maskapai Masih Rugi, Jadi Harga Tiket Pesawat Naik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingginya tarif tiket pesawat di Indonesia beberapa waktu lalu telah menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat. Guna merespons hal itu, pemerintah melalui Kemenhub menerbitkan dua beleid, yaitu Permenhub Nomor 20 Tahun 2019 dan Kepmen Nomor 72 Tahun 2019.

Dalam regulasi ini, Kemenhub menetapkan tarif batas bawah pesawat sebesar 35% dari tarif batas. Namun sayangnya, regulasi tersebut masih menyisakan permasalahan. Pasalnya, regulasi tersbeut dianggap tidak berefek signifikan lantaran harga tiket masih tinggi seiring dengan penurunan harga bahan bakar avtur yang menjadi operasional pesawat sebesar 12%.

Baca Juga: Setelah Program BBM Satu Harga, DPR Minta Avtur Satu Harga

Dan kendati harga avtur sudah turun 12%, beberapa harga tiket pesawat masih tetap mahal. Sehingga timbul kabar di masyarakat, terkait adanya kartel. Saat ini, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) sedang melakukan penelitian mengenai indikasi kartel penentuan harga tiket maskapai dan kenaikan harga jasa pengiriman kargo.

Terkait persoalan tarif, pengamat penerbangan, Alvie Lie, mengatakan bahwa tarif maskapai penerbangan di Indonesia masih terbilang wajar. Menurut dia, harga tiket pesawat di Indonesia, bahkan lebih murah dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.

Baca Juga: Rugi, Kenaikan Tarif Batas Bawah Tiket Pesawat Buat Rugi Konsumen

"Memang masih ada yang mahal (tiket pesawat) tetapi itu sebenarnya masih wajar karena harga tiket kita masih murah dibanding negara ASEAN lainnya seperti Singapura dan Malaysia, yang harga tiketnya dua kali lipat," terang Alvin Lie di Jakarta, Sabtu (06/04/2019).

Menurut dia, kenaikan harga tiket karena beberapa maskapai penerbangan Indonesia masih mengalami kerugian dalam pendapatan.

"Sebenarnya mereka masih rugi maka mereka menaikkan biaya. Maskapai penerbangan di luar negeri, pendapatannya tinggi sekali. Jadi kalau maskapai penerbangan kita perlu survive, ya dengan penetapan tarif," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: