Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Cuma Tumbuh 5,17%, Begini Pembelaan Misbakhun Buat Jokowi

Ekonomi Cuma Tumbuh 5,17%, Begini Pembelaan Misbakhun Buat Jokowi Kredit Foto: Achmad Fauzi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Mukhamad Misbakhun, mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% merupakan capaian yang baik dari pemerintahan Jokowi di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

"Indonesia hanya kalah dari India dan China. Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih bagus dibanding negara emerging market lainnya seperti Rusia, Turki, Afrika Selatan, Brazil. Pertumbuhan ekonomi 5,17 adalah yang terbaik," kata Misbakhun melalui keterangan pers, Minggu (07/04/2019).

Anggota Komisi XI DPR itu membenarkan Jokowi pernah menjanjikan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. Namun, kondisi global saat ini tidak sesuai harapan.

Baca Juga: Ekonomi Cuma Tumbuh 5,17%, Presiden Ngapain Aja?

"Masyarakat harus tahu dan realistis. Saat itu Pak Jokowi mewarisi pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami penurunan sejak tahun 2010-2011 karena penurunan harga komoditas," jelasnya.

Politisi Golkar ini mengungkapkan, sejak setahun setelah menjabat, Jokowi berusaha menahan agar angka pertumbuhan ekonomi yang mulai mendekati 4,9% itu tetap bertahan pada kisaran 4,9% atau bahkan mendekati 5%.

"Alhamdulilah Pak Jokowi bisa mengangkat sampai 5,1 atau mendekati 5,2," imbuhnya.

Namun, lanjut Misbakhun, yang mesti dipahami masyarakat ialah adanya kondisi global dan regional yang tidak pernah dialami sebelumnya, sehingga membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap pada kondisi sekitar 5%.

Misbakhun membantah pihak-pihak yang menyebut pertumbuhan ekonomi stagnan. Sebab, angka pertumbuhan 5,02%, 5,05% sampai 5,17% bukan angka yang rendah.

Baca Juga: Jokowi: Alhamdulillah, Pertumbuhan Capai 5,17%

Menurut dia, angka itu merupakan sebuah prestasi di saat kondisi global tidak menentu akibat perang dagang antara Amerika dan Tiongkok. Selain itu, ada kondisi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang cenderung mengalami penurunan.

"Ekonomi China menurun dari pertama double digit hingga sekarang di kisaran 6% hampir 7%. India yang dulu sekitar hampir 10 persen mendekati double digit sekarang hanya 7,2%. Kemudian ada situasi global di mana semua prediksi proyeksi pertumbuhan selalu dipangkas IMF dan World Bank, karena ada kondisi ketidakpastian global yang harus diantisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Misbakhun menuturkan, Indonesia berusaha memperkuat ekonomi domestik supaya pertumbuhan ekonomi tetap stabil di atas 5%. Penguatan itu di antaranya melalui pembangunan infrastruktur interkoneksi seperti di Jawa, Sumatera, dengan pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, pembangunan di wilayah perbatasan dan menurunkan biaya logistik.

“Ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” imbuhnya.

Misbakhun meyakini pembangunan infrastruktur yang massif tersebut dalam waktu dekat akan mulai dituai oleh pemerintah.

"Karena bagaimana nanti pertumbuhan kawasan dan bagaimana pemerintah mengisi konten kawasan itu akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang," pungkas dia.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: