Kader Partai Demokrat, Andi Arief menyebut pidato kampanye Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) lebih berbahaya ketimbang kampanye model eksklusif.
Sebbab, menurutnya, dalam pidato tersebut Jokowi membuat demarkasi antara kawan dan lawan. “Dia memusuhi yang tidak segaris. Ini disinggung juga dalam surat Pak SBY,” cuitnya, Selasa (9/4/2019).
Baca Juga: Hancur, Elektabilitas Jokowi Hancur Gara-Gara Orang Ini
Sambungnya, "Menurut saya yang sudah menghadap-hadapkan antar rakyat adalah Pak Jokowi, Pak Luhut dan Pak Hendro. Cuma, dipoles dalam bentuk kampanye inklusif,” tegasnya.
Lanjutnya, ia mengatakan kampanye akbar pasangan 02 di Jakarta memang agak eksklusif. Namun, katanya, di daerah lain kampanye itu berlangsung secara inklusif.
“Pidato 02 justru Indonesia untuk semua. Kritik pedas 02 pada elite dan situasi ekonomi,” jelasnya.
Karena atas alasan tersebut, ia berkesimpulan bahwa Jokowi yang menang Pilpres 2019, maka akan sulit melakukan rekonsiliasi karena sudah menebar demarkasi.
Baca Juga: Warga Palang Karaya Kecewa ke Jokowi, Ini Dia Penyebabnya
“Kalau Pak Prabowo menang, akan lebih mudah menyatukan, karena beliau bukan bagian sentral dari konflik yang diciptakan rezim ini,” tukasnya.
Sebelumnya, dalam surat SBY kepada pengurus Demokrat yang mengingatkan agar pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar kampanye inklusif, dijelaskan bahwa pemimpin yang gemar menghadap-hadapkan rakyatnya satu sama lain akan menjadi pemimpin yang rapuh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil