Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baker Hughes Luncurkan Teknologi Pengeboran Minyak Laut

Baker Hughes Luncurkan Teknologi Pengeboran Minyak Laut Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan minyak dan gas bumi internasional, Baker Hughes (BHGE) meluncurkan teknologi baru dalam pembangunan proyek bawah laut dengan menggunakan subsea connect dan aptara totex-lite, sebuah sistem modular yang dapat digunakan sepanjang umum pengeboran.

Teknologi ini diklaim dapat menghemat biaya pembangunan dari proyek-proyek bawah laut rata-rata 30% serta berpotensi untuk menambah ketersediaan cadangan minyak global hingga 16 miliar barel.

Presiden dan CEO BHGE Oilfield Equipment Business, Neil Saunders mengatakan, pada tahun-tahun terakhir ini, industri telah memperlihatkan kemajuan dalam menurunkan biaya dalam proyek-proyek bawah laut hingga pada tingkat menyamai biaya pengembangan proyek onshore.

Baca Juga: SKK Migas Gencarkan Penertiban Pengeboran Minyak Ilegal

"Dengan perbedaan biaya yang lebih rendah, kami membawanya ke tingkat yang lebih tinggi dengan solusi subsea connect, memungkinkan perubahan berkelanjutan dalam jangka panjang dan mendorong penciptaan nilai mulai dari konsep hingga operasional selama umur proyek pengeboran tersebut," ucap Neil dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Teknologi laut dengan modular baru ini mengombinasikan perencanaan dan manajemen risiko sehingga memberikan kemitraan yang inovatif serta pemanfaatan teknologi digital dalam satu solusi. BHGE sendiri memosisikan diri secara strategis dengan menguasai industri. Pihaknya mengklaim mampu 80%  lebih efisien dalam proyek-proyek pengeboran lepas pantai.

Sementara itu, Presiden Direktur BHGE Indonesia, Iwan Chandra mengatakan, Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas bumi bawah laut yang substansial dan sangat penting bagi pembangunan nasional dalam jangka panjang.

Untuk membuka potensinya, bila dibandingkan dengan yang ada di daratan, nilai cadangan bawah laut memiliki berbagai tantangan signifikan seperti tingkat modal yang diperlukan serta biaya operasional yang tinggi.

Baca Juga: SKK Migas: Produksi Gas Alam Cair Menurun

"Solusi subsea connect kami yang baru bertujuan untuk secara langsung menjawab masalah ini dengan menerapkan pendekatan bisnis baru untuk menurunkan total modal dan biaya operasional terkait dengan produksi minyak dan gas laut dalam," kata Iwan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: