Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Langganan Rp180 Ribu Per Bulan, Jari Sasar Perusahaan FSI Tingkat Kedua

Biaya Langganan Rp180 Ribu Per Bulan, Jari Sasar Perusahaan FSI Tingkat Kedua Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jari Mobile Collection, platform untuk membantu perusahaan FSI dalam melakukan penagihan kredit mengenakan tarif langganan Rp180 Ribu per bulan per user. Tarif tersebut dinilai cukup murah untuk menjangkau perusahaan tingkat kedua.

Stephanus Lutfi, Direktur Jari mengakui, platform yang dihadirkan bukan yang pertama dalam bisnis FSI. Saat ini ada perusahaan FSI yang membangun platform sendiri. Namun itu hanya dilakukan oleh perusahaan besar yang tidak memiliki masalah dengan infrastruktur dan capital expenditure (capex). Selain itu juga ada pengembang pihak ketiga lainnya yang menawarkan platform yang sama, namun model bisnisnya berdasarkan proyek.

“(Jari) bukan yang pertama, tapi FSI butuh solusi itu. Makanya (Jari) masuk dengan sistem yang sudah ready modelnya OPEX (Operating Expenditure) supaya yang second tier ke bawah itu bisa menggunakan dan terbantu,” ujar Lutfi, Selasa (9/3/2019).

Baca Juga: Genap 2 Tahun, Jari Siap Layani Perbankan

Biaya berlangganan Rp180 ribu itu menurut Lutfi tergolong murah dibanding harus meng-hire karyawan dan membentuk divisi khusus untuk membangun aplikasi sendiri. Model berlangganan juga lebih murah dibanding dengan pengembang lain yang menawarkan dengan sistem proyek.

“Beberapa FSI belum sanggup (membeli aplikasi), market itu yang disasar,” imbuh Lutfi.

Dengan berlangganan juga lebih fleksibel, di mana perusahaan bisa mengatur sendiri kolektor mana yang harus diwajibkan memakai aplikasi. Untuk lebih menghemat bisa saja tidak semua kolektor diwajibkan menggunakan aplikasi Jari, tapi hanya beberapa kolektor yang rawan melakukan kecurangan. Ketika sudah tidak membutuhkan aplikasi, perusahaan bisa berhenti berlangganan kapan saja.

“Dengan aplikasi ini supervisor bisa melihat performance berdasarkan yang ditagih, dari situ bisa jadi salah satu KPI, misal target 100 juta cuma tertagih 50 juta,” jelas Lutfi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: