Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makan Sehat Jadi Tren, SaladStop! Bidik Pertumbuhan Bisnis 10%-15%

Makan Sehat Jadi Tren, SaladStop! Bidik Pertumbuhan Bisnis 10%-15% Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

SaladStop! masih mengendus ruang pertumbuhan bisnis di sepanjang 2019. Restoran dengan ciri khas menu salad tersebut menargetkan pertumbuhan bisnis dalam kisaran 10-15%. Proyeksi tersebut didorong oleh tingginya permintaan konsumen akan makanan dan minuman sehat.

Marketing Manager SaladStop! Indonesia, Adhi Putra Tawakal mengatakan target yang dipasang perusahaan cukup konservatif mengingat industri makanan dan minuman khususnya makanan sehat masih dalam tren bertumbuh.

“Kami targetkan tahun  ini bisa tumbuh 10-15%. Memang angka 10-15 % angka yang cukup konservatif atau tidak terlalu ambisius. Karena healthy food masih growing dan perkembangan saladstop hanya bisa berbanding lurus dengan perkembangan marketnya sendiri. Soalnya apa yang kami jual sejalan dengan masyarakat yang masih  belajar untuk mengenal hidup sehat,” kata Adhi kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Baca Juga: Iriana Jokowi Ajak Perempuan Kembangkan Kuliner Nusantara

Adhi mengatakan demi mengejar target pertumbuhan tersebut, salah satu langkah yang dilakukan perusahaan adalah mengeluarkan dua varian baru di dalam rangkaian menu Warm Protein Bowls. Kedua  varian tersebut adalah Sabai Sabai dan Kokoro. 

Kedua varian baru ini pun semakin melengkapi ketiga varian yang telah lebih dulu popular diantara para konsumen yaitu Rodeo Drive, Mighty Miso, dan Upstream.

“Untuk siapapun yang memiliki gaya hidup aktif, Warm Protein Bowls SaladStop! Adalah pilihan yang paling tepat karena memiliki kandungan energi dan protein yang memadai,” ujar Adhi.

SaladStop! berdiri pada tahun 2009 di Singapura dan merupakan salah satu konsep restoran cepat saji dengan pertumbuhan terpesat di negara tersebut. Kini, SaladStop! mengoperasikan lebih dari 50 cabang di 10 negara di Asia dan Eropa.Dimana 9 diantaranya beroperasi di Jakarta, Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: