Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Murka, Rupiah bak di Neraka

Dolar AS Murka, Rupiah bak di Neraka Kredit Foto: Unsplash/Vladimir Solomyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS kembali murka kepada mayoritas mata uang Asia. Pasalnya, di perdagangan spot Kamis kemarin, dolar AS harus berakhir dengan depresiasi 0,11% terhadap rupiah. Kemurkaan dolar AS mulai nampak sejak pagi tadi, Jumat (12/04/2019), di mana dolar AS langsung melibas rupiah 0,07% ke level Rp14.140. 

Sebetulnya, performa dolar AS di hadapan mata uang selain Asia tidak cukup baik. Dolar AS tengah mengalami tekanan akibat sikap The Fed yang kembali memilih dovish alias menunda kenaikan suku bunga. Jika kembali tak ada kenaikan suku bunga, artinya aset-aset berisiko berbasis dolar AS semakin tidak menarik untuk dikoleksi. 

Baca Juga: Go Rupiah Go! Rupiah Pasti Bisa!

Hingga pukul 09.35 WIB, dolar AS hanya mampu menaklukkan mata uang benua kuning, sedangkan di hadapan mata uang benua lainnya, dolar AS tak berdaya. Koreksi yang paling minim diterima dolar AS, yaitu 0,12% terhadap dolar New Zealand dan 0,07% terhadap dolar Australia. 

Koreksi paling dalam yang diterima dolar AS ialah sebesar 0,28% terhadap euro, 0,13% terhadap poundsterling, dan 0,10% terhadap franc. Tiga mata uang asal Eropa, negara yang kini tengah dalam masa ketegangan perang dagang dengan AS.

Baca Juga: Rest in Peace, Rupiah

Rupiah

Meskipun demikian, nasib dolar AS tak lebih buruk daripada rupiah. Pasalnya, sejak pagi tadi, rupiah bak sedang di neraka karena pergerakan rupiah hampir seluruhnya merah menyala. Untunglah masih ada ringgit dan baht yang membuat rupiah menghijau masing-masing 0,15% dan 0,11% sehingga kini rupiah hanya menduduki poisisi sebagai mata uang terlemah ketiga di Asia. 

Sebetulnya, ada sentimen domestik yang berpotensi menopang rupiah, yaitu rilis data prompt manufacturing index (PMI) yang dirilis BI sebesar 52,65 untuk kuartal I tahun 2019. Angka tersebut mmebaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga ada indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih masif.

Baca Juga: Ah Sudahlah! Rupiah Sudah Angkat Tangan

Namun, sentimen itu rupanya belum cukup untuk menyelamatkan rupiah dari zona merah. Rupiah terkoreksi paling dalam oleh euro sebesar 0,38% dan poundsterling sebesar 0,22%. Koreksi berikutnya datang dari dolar Australia dan won masing-masing sebesar 0,16% dan 0,08%. 

Dolar Taiwan dan dolar Singapura pun tak mau ketinggalan menindas rupiah dengan apresiasi sebesar 0,07% dan 0,05% terhadap rupiah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: