Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bidik Seri A US$10 Juta, KOKU Siapkan Sejumlah Target Semester I 2019

Bidik Seri A US$10 Juta, KOKU Siapkan Sejumlah Target Semester I 2019 Kredit Foto: KOKU
Warta Ekonomi, Jakarta -

KOKU, startup fintech penukaran mata uang asing (valas) asal Singapura, membidik pertumbuhan pendanaan Seri A sebesar US$10 juta di semester pertama tahun ini. Sebelumnya, KOKU telah meraih pendanaan pra-Seri A senilai US$2 juta dari Jason Zeng, Co-Founder Tencent Holdings dan pendiri Decent Capital.

Pendanaan ini akan mempercepat pengembangan produk KOKU dan ekspansi regional ke pasar-pasar baru di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, termasuk Indonesia.

"Memampukan layanan pengiriman uang non-bank dan penyedia likuiditas merupakan model bisnis yang cukup kompleks dan berbeda, dan ini adalah sebuah kerja keras," kata

Calvin Goh, Pendiri dan CEO KOKU, berujar, "Dengan jumlah (dana) yang didapat dalam putaran pendanaan ini, kami yakin KOKU berada pada posisi yang tepat untuk dapat mengembangkan penawaran lebih lanjut dan berekspansi ke pasar lainnya selagi bergerak menuju investasi Seri A."

Baca Juga: KOKU: Startup Pertama yang Didanai Co-Founder Tencent

Wakil Presiden Decent Capital, Chris Cao menambahkan, "KOKU adalah perusahaan pertama di Singapura yang diinvestasikan Jason Zeng sejak mendirikan Tencent. Kami yakin teknologi KOKU akan membawa peningkatan signifikan pada penawaran bisnis untuk pelanggan mereka."

"Dengan rencana ekspansi dan kemajuan teknologi mereka, kami berharap dapat melihat dampak positif pada industri pengiriman uang di seluruh kawasan," tambah Chris.

Dengan jumlah pendanaan tersebut, KOKU akan melanjutkan rencana ekspansi yang mencakup pertumbuhan FX TechUP Suite, menawarkan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning).

Dana tersebut juga akan mendorong bisnis KOKU yang dalam enam bulan ke depan ditargetkan mencapai pertumbuhan 30% jumlah karyawan, meningkatkan volume transaksi sebesar US$10 juta per hari menjadi US$30 juta, serta menumbuhkan potensi untuk masuk ke pasar di Asia Tenggara termasuk Vietnam, Myanmar, Indonesia, dan Kamboja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: