Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Penumpang Bandara Kertajati Baru 1,1% dari Target

Gawat, Penumpang Bandara Kertajati Baru 1,1% dari Target Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Keuangan dan Umum PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), Muhammad Singgih, mengungkapkan Bandara Kertajati baru melayani sekitar 30 ribuan penumpang selama periode Januari-Maret 2019.

"Artinya, kuartal I-2019 ini jumlah penumpang yang dilayani bandara ini baru sekitar 1,1% dari target 2,7 juta penumpang," ungkap Singgih, belum lama ini.

Baca Juga: 3 Jurus Menhub Budi Karya Ramaikan Bandara Kertajati

Menurut Singgih, sepinya penumpang disebabkan sulitnya akses jalan menuju Bandara Kertajati, yang luasnya mencapai 1.800 hektare (ha) tersebut. Infrastruktur penunjang menuju bandara seperti jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan juga belum rampung. Sementara proyek-proyek penunjang lainnya, seperti Aerocity, pembangunannya baru dimulai.

"Hal-hal itu membuat banyak maskapai masih enggan membuka rute ke Bandara Kertajati. Akibatnya, sebagian besar penumpang lebih memilih menggunakan Bandara Husein Sastranegara," terangnya.

Singgih menuturkan, per Maret 2019, yang telah memberikan layanan penerbangan domestik di Bandara Kertajati baru maskapai Citilink.

Sementara Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengakui kondisi ini. Bagi dia, kritik terhadap sepinya Bandara Kertajati merupakan tantangan bagi dirinya untuk meramaikannya. "Yang penting, kritik akan hilang dengan sendirinya nanti seiring dengan hilangnya permasalahan," ungkapnya.

Memang ada faktor momentum yang belum tepat. Di mata Emil, sepinya penerbangan dari Kertajati karena bandara tersebut diresmikan saat Tol Cisumdawu belum selesai. Alhasil, penumpang masih enggan akibat jarak yang terlalu jauh. "Tapi kami optimistis bandara akan ramai pada waktunya," kata Emil.

Soalnya, lanjut penerima penghargaan Millennial Governor of The Year dari Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi ini, bandara biasanya butuh waktu sekitar lima tahun untuk menjadi ramai.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: