Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raditya Dika Cs Jadi Tokoh Inspiratif dalam BukaTalks

Raditya Dika Cs Jadi Tokoh Inspiratif dalam BukaTalks Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi Bukalapak kembali menghadirkan sosok-sosok inspiratif untuk berbagi cerita kepada anak muda dalam sebuah format diskusi BukaTalks yang rutin digelar setiap bulannya, Sabtu (13/04/2019).

Mengusung tema "Some Think to Talk About”, BukaTalks mengundang enam tokoh muda yang telah sukses membuktikan kiprahnya di bidangnya masing-masing serta membuktikan bahwa keberanian menyuarakan aspirasi dan menentukan pilihan akan mendorong pada perubahan yang lebih baik untuk masyarakat. 

Keenam tokoh muda yang hadir dalam BukaTalks yaitu Raditya Dika sebagai content creator, Marchella F.P. sebagai founder sekaligus penulis generasi 90-an, Ben Soebiakto selaku co-founder Benson Capital Indonesia/Ideafest, Stephany Josephine yang merupakan penulis blog thefreakyteppy.com, Emilia Nazir yang berprofesi sebagai praktisi PAUD, dan Arief Aziz yang mendirikan change.org Indonesia.

Baca Juga: Bukalapak Siapkan Pengiriman Pakai Drone?

Bayu Syerli, Vice President of Marketing Bukalapak, mengatakan “Bukalapak bangga hadir untuk Indonesia tidak hanya mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, namun kami juga memiliki kepedulian terhadap kreativitas generasi muda agar mereka dapat berkarya demi kemajuan bangsa."

Menurutnya, salah satu langkah nyata yang dilakukan Bukalapak adalah dengan menghadirkan BukaTalks, sebuah kegiatan yang dapat dinikmati oleh semua generasi muda dimana saja, yang tentunya di setiap episodenya hadir dengan narasumber yang telah membuktikan kiprahnya di masyarakat. 

Marchella F.P. membagikan cerita tentang bagaimana suara dituangkan dalam sebuah karya sehingga dapat diterima masyarakat. Marchella berpesan bahwa kita harus memilikirelevansi dan memiliki kedekatan dengan pengalaman masyakarat agar suara kita dapat diterima dan menggerakkan masyarakat menerima sebuah gagasan. 

Stephany Josephine atau yang sering dipanggil Teppy, juga memgemukakan hal senada, “Tidak selalu perlu menulis sesuatu yang luar biasa dengan penggunaan diksi yang rumit agar tulisan kita dibaca oleh orang lain. Saya menulis apa yang ada di benak dengan prinsip tulisan saya harus dekat dengan kehidupan sehari-hari, ringan dan relevan dengan tren dan isu yang sedang ramai dibahas di internet." 

Baca Juga: Bukalapak: Fenomena Online to Offline Mungkin Terjadi di Indonesia

Raditya Dika bercerita mengenai bagaimana ia menghasilkan suatu karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat. “Generasi muda Indonesia saat ini telah banyak yang menjadi kreator-kreator yang hebat. Namun untuk menjadi unik dan berbeda, adalah suatu keharusan agar karya-karya kita dapat bertahan lama di masyarakat."

Ia juga menjelaskan bahwa dirinya memanfaatkan humor untuk dapat menyampaikan apa yang ada di kepalanya menjadi sebuah konten kepada orang-orang di sekitar.

"Dengan trik dan formula yang tepat, humor ini kemudian saya jadikan sebuah naskah baik untuk standup comedy  maupun film yang dapat menginspirasi anak muda," tambahnya.

Sementara Ben Soebiakto menyampaikan, “Setiap insan kreatif seharusnya bisa menyuarakan gagasannya, karena sebuah ide kreatif tidaklah berarti jika tidak memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Insan kreatif diharapkan dapat bersinergi bersama-sama sehingga membentuk ekosistem yang berperan dalam percepatan pembangunan bangsa.”

Emilia Nazir yang juga hadir sebagai salah satu pembicara memberikan pandangannya bahwa anak-anak harus dilatih dan di stimulasi sejak dini terutama saat usia golden age karena itulah masa-masa di mana perkembangan fisik, mental, maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. 

Menurutnya, mereka harus dilatih untuk berani berpendapat, memilih sesuatu hal yang sederhana seperti menentukan pakaian yang ingin digunakan ke sekolah, menyiapkan bekal sendiri, dan lain-lain. Sehingga dapat mendorong pembentukan karakter yang positif bagi anak demi masa depan mereka yang lebih baik.  

Sementara Arief Aziz pendiri Change.org Indonesia, berpendapat bahwa perubahan sosial saat ini bisa dihasilkan dengan berbagai cara, salah satunya melalui media sosial. Menurutnya, media sosial saat ini digunakan untuk tempat berkumpul virtual dan secara tidak langsung dapat memobilisasi massa dengan tujuan dan kepentingan yang sama. 

Baca Juga: Enaknya Jadi Karyawan Bukalapak, Bebas Berkreativitas

Change.org Indonesia merupakan wadah perubahan sosial ini dapat diwujudkan, dengan petisi-petisi yang ditandatangani bersama secara virtual. 

“Yang membuat perubahan adalah orang. Petisi, seperti kanal-kanal lainnya, bisa menjadi wadah bagi orang-orang untuk berkumpul dan menyuarakan aspirasinya, dengan tuntutan konkret, dan alamat yang tepat. Ia bisa juga menjadi tempat untuk menunjukkan solidaritas kita kepada orang-orang yang setiap hari memperjuangkan hak-hak masyarakat. Baik itu soal lingkungan hidup, anti-korupsi, demokrasi, maupun yang lain”, ujar Arief.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: