Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Berpesta Pora!

Rupiah Berpesta Pora! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang pesta demokrasi Indonesia Rabu(17/04/2019) mendatang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kian terapresiasi. Pada pembukaan pasar spot awal pekan ini, rupiah menguat 0,07% ke level Rp14.080 per dolar AS.

Sejak pagi tadi, rupiah sudah mempimpin sebagai mata uang terbaik di antara mata uang utama lainnya di empat benua. Hingga pukul 10.00 WIB, rupiah terapresiasi 0,21% ke level Rp14.063 terhadap mata uang kebanggaan Benua Amerika, dolar AS.

Bergeser ke benua berikutnya, Australia, rupiah juga terapresiasi cukup tinggi sebesar 0,12% terhadap dolar Australia. Begitu pun juga dengan mata uang benua Eropa, poundsterling dan euro, di mana rupiah terapresiasi masing-masing sebesar 0,08% dan 0,06%.

Baca Juga: Dolar AS Murka, Rupiah bak di Neraka

Bagaimanapun, rupiah masih menjadi mata uang yang terbaik di Asia. Baht dan Ringgit menjadi yang terdepresiasi paling dalam oleh rupiah, masing-masing sebesar 0,45% dan 0,29%. Setelahnya, ada yuan dan dolar Singapura yang juga terkoreksi 0,24% dan 0,22% terhadap rupiah.

Bahkan, mata uang safe haven sekelas yen pun tidak mampu berkutik di hadapan rupiah dengan koreksi sebesar 0,22%. Hampir sama dengan yen, dolar Singapura mengalami koreksi cukup dalam sebesar 0,20% di hadapan rupiah.

Baca Juga: Go Rupiah Go! Rupiah Pasti Bisa!

Memang, di awal pekan ini, dolar AS tengah mengalami tekanan dari hampir semua mata uang kawasan, termasuk dari mata uang-mata uang benua Asia. Di antara mata uang benua kuning lainnya, rupiah menjadi yang paling dalam menekan dolar AS.

Hingga saat ini, dolar AS hanya mampu menguat tipis di hadapan dua mata uang, yaitu yuan sebesar 0,07% dan baht 0,06%. Lepas dari dua mata uang tersebut, dolar AS tak berdaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: