Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akun Said Didu Cs Diretas, TKN: Mereka Lagi Cari Simpati

Akun Said Didu Cs Diretas, TKN: Mereka Lagi Cari Simpati Kredit Foto: Reuters/Thomas White
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) paslon 02, Ahmad Riza Patria menuding pemerintah sebagai biang keladi peretasan akun–akun media sosial pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Bukan hanya Said Didu, menurut Riza, sebelumnya pesohor lain pendukung Prabowo-Sandiaga seperti Haikal Hasan dan Ferdinand, akun media sosialnya juga diretas. Riza bilang tidak lain hal itu ulah pemerintah.

"Siapa yang bisa melakukan ini tentu orang yang punya kekuasaan, teknologi, anggaran dan sebagainya. Mudah-mudahan dengan sisa waktu ini tidak terjadi lagi," kata Riza, Senin (15/4).

Baca Juga: Akun Pendukung Prabowo Diretas, Kok Menkominfo Diam?

Menanggapi hal ini, anggota tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Irma Chaniago berpendapat pihak-pihak yang merasa akunnya diretas sedang playing victim untuk meraih simpati.

Menurut dia tidak menutup kemungkinan, pemilik akun sendirilah yang memposting konten-konten negatif. "Soalnya platform media sosial seperti Twitter, FB, maupun Whatsapp kan sudah menggunakan pengamanan berlapis," ujar Irma.

Baca Juga: Akun Medsos Tokoh BPN Diretas, Siapa Lagi Kalau Bukan Dia Pelakunya

Atau, menurut dia, aksi peretasan itu bisa juga terjadi karena kelalaian dari pengguna media sosial itu sendiri. Apalagi, mereka-mereka ini adalah influencers yang punya banyak haters, seharusnya mereka ini lebih waspada terhadap keamanan siber.

"Karena platform medsos telah menggunakan pengamanan berlapis, pilihannya hanya dua. Pertama lalai atas akun sendiri, kedua yaitu sengaja playing victim," tegasnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: