Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tinju Maut Bang Sandi untuk SBY?

Tinju Maut Bang Sandi untuk SBY? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Fraksi Hanura di DPR RI, Inas N Zubir menilai pernyataan Cawapres 02 Sandiaga Uno yang menyebut para ibu-ibu miskin mengeluh atas naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL).

Menurutnya, pernyataan Sandi adalah berita bohong atau hoaks. Sambungnya, tak hanya hoaks, Sandi juga telah meninju Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kenaikan TDL tersebut.

Pasalnya, ia mengatakan tarif listrik rakyat miskin tidak pernah naik sejak 2014, yakni 450 VA dan 900 VA karena di subsidi. "Pada era Jokowi tidak ada kenaikan listrik, kecuali penghapusan subsidi bagi pelanggan 900 VA yang berdasarkan data TNP2K bahwa 22 juta pelanggan-nya ternyata rumah tangga mampu. Kenaikan listrik secara radikal justru terjadi di era SBY." Katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Baca Juga: Jokowi Masuk Kabah, Ini Reaksi Anak Buah SBY, Ada Videonya

Paparnya, pemerintahan Jokowi tidak pernah menaikan subsidi bagi pelanggan R1/450 VA sebesar Rp415/kwh dan R1/900 VA tdk pernah naik sejak mei 2014, yakni Rp605/kwh.

Lebih lanjut, ia mengatakan kenaikan Listrik era Jokowi berdasarkan data TNP2K, dari 45 juta pelanggan R1/900 VA yang disubsidi, ternyata 22 juta-nya adalah rumah tangga mampu, sehingga subsidinya harus dicabut dalam 2 tahap, sehingga tarif/nya menjadi Rp1.352/kwh, kemudian pada bulan maret 2019 diturunkan menjadi Rp1.300/kwh.

Baca Juga: Mencoblos di Singapura, SBY: Jangan Golput

Jelasnya, kenaikan listrik era pemerintahan SBY naik secara radikal untuk untuk R1, R2 dan R3 sbb: R1/1300 VA: Mei 2014 s/d Okt 2014 naik 3 kali dari Rp979/kwh, Rp1.090/kwh, Rp1.214/kwh, Rp1.352/kwh.

Sedangkan untuk R2/3500-5500 VA: Mei 2014 s/d Okt 2014 naik 3 kali dari Rp1.145/kwh, Rp1.210/kwh, Rp1.279/kwh, Rp1.352/kwh. Dan kenaikan tertinggi terjadi utk R3/6600, hingga mencapai Rp1.571.08 pada bulan Agustus 2014 dan sekarang turun menjadi Rp1.467.28

"Jadi jelaskan, Muka SBY lah yang ditonjok oleh Prabowo-Sandi, sehingga tidak salah kalau Prabowo mengatakan bahwa kesalahan selama ini bukan karena Jokowi tapi karena kita semua, terutama pendahulu Presiden Jokowi." Tukasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: