Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah: Goodbye Dolar AS!

Rupiah: Goodbye Dolar AS! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kala mayoritas mata uang Asia terkoreksi di hadapan dolar AS, rupiah justru semakin mantap menjadi mata uang terbaik di dunia. Ya, dengan apresiasi sebesar 0,32% di level Rp14.040 per dolar AS, tak ada satu pun mata uang yang mampu menandingi rupiah, bahkan dolar AS sekali pun. 

Jika dibandingkan dengan pagi tadi, dolar AS menunjukkan geliat kebangkitan dengan menguat di hadapan beberapa mata uang dunia. Bahkan, mayoritas mata uang Asia juga ditaklukkan dolar AS. Won menjadi mata uang Asia yang paling tertekan di hadapan dolar AS sebesar 0,47%. 

Baca Juga: Jokowi Unggul di Quick Count Bikin Rupiah Rajai Mata Uang Dunia

Begitu pun juga mata uang safe haven, yuan, yang terkoreksi 0,15% terhadap dolar AS. Dolar Singapura dan baht juga tak luput dari terkaman dolar AS hingga akhirnya masing-masing terkoreksi 0,10% dan 0,09%. 

Sementara itu, rupiah dan yen menjadi mata uang Asia yang paling menekan dolar AS di siang hari ini. Yen kini terapresiasi 0,14% di hadapan dolar AS. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah daripada apresiasi rupiah terhadap dolar AS yang melebihi 0,30%. 

Rupiah Terbaik di Asia

Setelah sempat vacum beberapa waktu lalu statusnya sebagai mata uang terbaik di Asia, rupiah akhirnya kembali dengan membawa semangat baru. Euforia kemenangan pilpres 2019 telah mendongkrak rupiah ke posisi teratas sebagai raja Asia. 

Baca Juga: Rupiah Menguat saat Pilpres Bukan Kejadian yang Wow Banget

Rupiah mendapat apresiasi paling tinggi di hadapan won dan yuan, masing-masing sebesar 0,80% dan 0,52%. Sementara itu, di hadapan ringgit, baht, dan dolar Singapura, rupiah masing-masing terapresiasi 0,67%, 0,56%, dan 0,45%. 

Sayangnya, rupiah tak mendapat apresiasi yang lebih tinggi di hadapan yen, yaitu hanya sekitar 0,18%, lebih rendah dari apresiasi rupiah terhadap dolar Hongkong yang mencapai 0,28%. 

Baca Juga: IHSG Tembus Level 6.568, Efek Jokowi 2 Periode?

Meskipun demikian, penguatan rupiah telah menunjukkan optimisme pelaku pasar terhadap pasar investasi Indonesia. Setidaknya, arus modal asing mengalir deras ke aset-aset berisiko di Indonesia serta IHSG terdongkrak ke zona hijau. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: