Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Asia Pasifik, Malware Semakin Parah Serang Penambangan Kripto

Di Asia Pasifik, Malware Semakin Parah Serang Penambangan Kripto Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Microsoft Asia menyatakan bahwa meningkatnya pamor cryptocurrency seperti bitcoin membuat pelaku kejahatan siber mencari keuntungan secara ilegal ke malware yang memungkinkan mereka menggunakan komputer korban untuk menambang koin cryptocurrency.

Pendekatan ini memungkinkan mereka meningkatkan kekuatan pemrosesan ratusan ribu komputer. Bahkan, ketika infeksi kecil ditemukan, sifat anonim cryptocurrency mempersulit upaya pelacakan oleh pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Security Intelligence Report (SIR) Asia Pasifik edisi 24 yang dikeluarkan Microsoft menemukan, antara Januari hingga Desember 2018, tingkat serangan malware pada penambangan cryptocurrency di Asia Pasifik hampir 1,2 kali (17%) lebih tinggi daripada rata-rata global. Di Indonesia, tercatat tingkat pertemuan lebih tinggi sebanyak 157% dari rata-rata wilayah tersebut. Laporan itu juga menemukan bahwa tingkat serangan sejalan dengan nilai cryptocurrency yang fluktuatif.

Baca Juga: Hati-hati! Peretas Sebarkan Malware Lewat Film Populer

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan popularitas serangan malware pada penambangan cryptocurrency. Tidak seperti ransomware, penambangan cryptocurrency tidak memerlukan pengguna untuk memasukan data serangan ransomware yang bekerja di belakang layar.

Sementara pengguna justru melakukan hal lain atau tidak menggunakan komputer, juga mungkin tidak terdeteksi sampai memang benar-benar menurunkan kinerja komputer.

Akibatnya, pengguna cenderung tidak mengambil tindakan apa pun untuk menghilangkan ancaman, dan mungkin akan terus menambang cryptocurrency--yang tanpa diketahui olehnya--untuk kepentingan penyerang dalam jangka waktu yang lama.

Penggerak lain dari tren ini adalah ketersediaan produk off the shelf untuk penambangan ilegal cryptocurrency. Kemungkinan serangan cukup tinggi karena kemampuan dari perangkat lunak penambangan koin, yang dikemas ulang oleh para kriminal siber sebagai malware untuk dikirimkan ke komputer tanpa dicurigai penggunanya.

Para penambang ilegal tersebut kemudian menginfeksi para korban menggunakan banyak teknik yang sama yang digunakan penyerang untuk menyampaikan ancaman lain, seperti rekayasa sosial, eksploitasi, dan unduhan drive-by.

Baca Juga: Asia Pasifik Masih Jadi Incaran Penjahat Siber

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: