Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Serangan Menurun, Ransomware Masih Ancam Asia Pasifik

Jumlah Serangan Menurun, Ransomware Masih Ancam Asia Pasifik Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut laporan SIRv24, yang dirilis oleh Microsoft Asia, penemuan ransomware telah menurun hingga 73% di seluruh dunia. Namun, virus ini masih mengancam Asia Pasifik karena tingkat penemuan pada kawasan ini 40% lebih tinggi daripada rata-rata global. Di Indonesia, tingkat penemuan ransomware sebesar 271% lebih tinggi dari rata-rata Asia Pasifik.

Salah satu alasan utama yang menyebabkan serangan ransomware menurun adalah organisasi dan individu lebih sadar dan lebih cerdas menghadapi ancaman virus tersebut, termasuk lebih waspada dan membuat cadangan dokumen penting sehingga mereka dapat dikembalikan jika dienkripsi oleh ransomware.

Sementara organisasi dan individu menghadapi ransomware pada volume yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini tidak berarti tingkat serangan telah menurun. Serangan masih mampu membuat dampak pada dunia nyata dengan memengaruhi jaringan perusahaan dan melumpuhkan layanan penting seperti rumah sakit, transportasi, dan sistem lalu lintas.

Baca Juga: Asia Pasifik Masih Jadi Incaran Penjahat Siber

Meskipun penemuan pengunduhan drive-by secara global telah menurun sebesar 22%, wilayah Asia Pasifik mengalami sekitar 22% lebih banyak serangan pengunduhan drive-by dibandingkan seluruh dunia. Unduhan drive-by di Asia, terpusat di Taiwan, Malaysia, dan Indonesia. Dengan eksploitasi kerentanan halaman web, tingkat serangan unduhan drive-by di Indonesia lebih tinggi 182% dari rata-rata Asia Pasifik.

Unduhan drive-by adalah unduhan kode berbahaya yang tidak disengaja, masuk ke dalam komputer pengguna yang tidak memunculkan kecurigaan bagi pengguna ketika mereka mengunjungi situs web. 

Kode berbahaya tersebut dapat digunakan untuk mengeksploitasi kerentanan di browser web, add-on browser, aplikasi, dan sistem operasi. Pengguna dapat terinfeksi malware hanya dengan mengunjungi situs web, bahkan tanpa berusaha mengunduh apa pun. 

Unduhan drive-by yang lebih canggih juga dapat menginstal ransomware atau bahkan perangkat lunak penambangan cryptocurrency pada mesin korban.

Baca Juga: Di Asia Pasifik, Malware Semakin Parah Serang Penambangan Kripto

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: