Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Kinerja Intermediasi Keuangan Terjaga di Triwulan I 2019

OJK: Kinerja Intermediasi Keuangan Terjaga di Triwulan I 2019 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memandang bahwa stabilitas sistem keuangan terutama sektor jasa keuangan masih terjaga pada triwulan I 2019, dengan baik yang didukung oleh tingkat permodalan dan likuiditas Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang memadai.

Selain itu, OJK juga menilai kinerja intermediasi keuangan masih solid dengan pertumbuhan kredit perbankan masih pada level dua digit dan didukung dengan profll risiko yang terjaga pada level yang rendah.

"Per Februari kredit perbankan tumbuh 12 13% yoy (Desember 2018: 11 82% yoy) dengan rasio NonPerformmg Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2.59% (Desember 2018: 237%)," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso di Jakarta, Kemarin.

Baca Juga: Aman, KSSK Sebut Sistem Keuangan Kuartal I-2019 Ama

Wimboh mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan ini didorong oleh kredlt produktif yaitu kredit investasi yang tumbuh mencapai 13.96% dan kredit modal kerja yang tumbuh mencapai 12.75%. Selain itu, penyaluran kredit perbankan ini didorong oleh 4 sektor yang pertumbuhan kreditnya lebih tinggi dari rata-rata industri yaitu sektor pertambangan; listrik, gas dan air; konstruksi; dan transportasi.

"Sedangkan pembiayaan dari lembaga pembiayaan per Februari 2019 masih tumbuh positif mencapai 4.61% yoy (Desember 2018 5.17% yoy) dengan Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan per Februari 2019 yang relatif terjaga sebesar 2.70%," tukasnya.

Di pasar modal, Pada triwulan I 2019, investor nonresiden mencatatkan net buy di pasar saham dan pasar SBN, masing-masing sebesar Rp12,13 triliun dan Rp73,87 triliun seiring dengan meredanya tekanan dari pasar keuangan global. Sementara itu. penghimpunan dana di Pasar Modal mencapai Rp28.34 triliun. 

Baca Juga: Akhir Maret 2019, Penerimaan Pajak Baru 15%

Wimboh menuturkan, kinerja intermediasi yang positif tersebut didukung oleh tingkat permodalan lembaga jasa keuangan yang tinggi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per Februari 2019 berada pada level 23 86% (Desember 2018 22.97%).

Sedangkan Risk-Based Capital (RBC) untuk asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 316% (Desember 2018. 332%) dan 442% (Desember 2018: 441%).

"Indikator likuiditas perbankan per Februari juga masih pada tingkat yang manageable dengan rasio AL/DPK tercatat mencapai 22,33% (Desember 2018: 21,89%). AL/NCD sebesar 107,25% (Desember 2018' 102,52%) dan LCR tercatat sebesar 218,45% (Desember 2018. 190,53%) masih dibatas threshold-nya," tuturnya.

Baca Juga: Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Melambat Hingga 202

Lebih lanjut, dalam menjaga resiliensi lembaga keuangan nasional dalam menghadapi downside risk perlambatan ekonomi globaL, OJK terus meningkatkan kapasitas pelaku di Industri keuangan, baik dari sisi permodalan maupun manajemen risikonya.

"Sementara itu, dalam menjaga momentum pertumbuhan, OJK akan terus meningkatkan peran sektor jasa keuangan untuk menyediakan pembiayaan bagi pembangunan khususnya melalui pengembangan pasar modal baik dari Sisi supply maupun demand," kata Wimboh.

Selain itu, OJK juga akan terus membuka akses keuangan seluas-luasnya bagi UMKM dan masyarakat di daerah pedesaan dan daerah terpencil, diantaranya melalui perluasan pemanfaatan teknologi keuangan, penyaluran KUR dengan skema kluster dan pendirian Bank Wakaf Mikro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: