Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pipa Transmisi Duri-Dumai Alirkan Gas, 40% Biaya Operasi Terpangkas

Pipa Transmisi Duri-Dumai Alirkan Gas, 40% Biaya Operasi Terpangkas Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proyek pipa transmisi gas Duri-Dumai PT Pertamina Gas atau Pertagas tahap II secara resmi telah mengalirkan gas (gas in) ke refinery unit II Dumai PT Pertamina (Persero).

Proyek yang dimulai sejak November 2017 lalu ini semakin memperkuat komitmen grup Pertamina dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional. "Kami sudah commisioning per 14 April 2019," ujar Corporate Secretary Pertagas, Fitri Erika, Rabu (24/4/2019).

Pada tahap ke II, pipa gas sepanjang 67 km dibangun untuk memenuhi kebutuhan kilang RU II Dumai Pertamina. Untuk sementara, pipa gas transmisi ini akan mengalirkan gas ke RU II Dumai sebesar 22,7 MMSCFD. "Ke depan, ram up ke 57 MMSCFD dan maksimal di 170 MMSCFD," jelasnya.

Pada tahap I, kata Erika, proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sudah mengalirkan gas ke konsumen PT PGN Tbk sejak 24 November 2018 lalu.

"Proyek ini merupakan pipa transmisi open acces untuk saat ini pemakainya hanya konsumen PGN dan Pertamina RU II Dumai," ujarnya.

Sementara itu, pasokan gas yang mengalir berasal dari sumber di gas Blok Bentu (dioperasikan PT EMP Tbk), Blok Corridor (dioperasikan ConocoPhillips), dan Blok Jambi Merang (dioperasikan Pertamina).

Baca Juga: Proyek Kilang Ramah Lingkungan Terus Dikebut, Progresnya?

Proyek pipa transmisi gas Duri-Dumai merupakan kerja sama operasi (KSO) antara Pertagas dan PGN. Pipa dengan kapasitas alir 268 MMSCFD ini memiliki diameter 24 inchi.

Konstruksi dilakukan dua tahap. Tahap I membentang dari St Duri ke line break control valve (LBCV) 4 dan dilanjutkan ke tahap II dari LBCV 4 ke RU II Dumai.

Terkait proyek gas in dari Pertagas ini, Unit Manager Communication Relations & CSR RU II Dumai, Muslim Dharmawan menyatakan, hal ini menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi kilang, khususnya pada aspek pemenuhan bahan bakar operasional kilang.

Sebelumnya, bahan bakar dipasok secara internal dengan menggunakan fuel oil, naptha, dan fuel gas yang diproduksi RU II Dumai.

"Pemanfaatan gas eksternal ini merupakan salah satu strategic initiatives RU II Dumai untuk meningkatkan gross refinery margin yang sejalan dengan estimasi 40% penghematan fuel cost," ungkap Muslim.

Ditambahkannya, mempersiapkan kilang dalam menggunakan asupan fuel baru, RU II Dumai juga melaksanakan beberapa penyesuaian.

Pada fase pertama, RU II mengembangkan press reducing system untuk mengalirkan gas eksternal ke kilang sehingga tekanan dapat diturunkan dari 25 kg/cm2g menjadi 6 kg/cm2g dan dapat menyesuaikan sistem fuel gas eksisting yang beroperasi pada 3,5 kg/cm2g.

Diikuti dengan fase II, yakni pembangunan gas treating untuk menyesuaikan kandungan gas dengan sistem fuel gas yang sudah ada.

"Kick off pengerjaan sarfas kami laksanakan pada Juli 2018 dan selesai Maret 2019. Dan pada 14 April, mulai dijalankan gas in dari Pertagas yang secara bertahap akan mulai disalurkan sebagai fuel ke seluruh unit di Kilang RU II Dumai," pungkasnya.

Baca Juga: Sinergi dengan PLN, Pertamina Kilang Dumai Hemat Biaya Operasional Rp1,6 Miliar per Bulan

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: