Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemuda Imigran China Gali Harta di AS

Pemuda Imigran China Gali Harta di AS Kredit Foto: CNBC.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski imigran kerap disepelekan, nyatanya Eric Yuan, salah satu pemuda imigran dari China berhasil menyandang status sebagai miliarder kelas dunia.

Saat usia Yuan masih 19 tahun, pernah mendengarkan ceramah Bill Gates, miliarder dan pendiri Microsoft Corp, tentang perkembangan internet dan prospeknya. Sejak itu dia sangat terinspirasi dan termotivasi untuk menjadi bagian dari perkembangan industri dot com Silicon Valley.

Yuan melihat masa depannya akan cerah di AS karena perkembangan teknologi yang berlangsung sangat pesat. Dia pun kini sukses besar. Perusahaan teknologi video komunikasi yang didirikannya, Zoom Video Communications, berhasil menjaring banyak klien dan investor.

Dengan menggunakan freemium, Zoom mampu menyelenggarakan pertemuan selama 40 menit secara online. Bahkan Yuan bisa menggunakan Zoom untuk menggelar rapat dengan latar belakang Golden Gate Bridge di San Francisco hingga pantai di Santa Barbara.

Baca Juga: Miliarder Ini Lagi Cari Asisten, Gajinya Fantastis Men! Begini Kriterianya

Saat ini, nilai Zoom telah meningkat sembilan kali mencapai US$1 miliar setelah mendapatkan pendanaan dalam dua tahun terakhir. Kesuksesan Yuan barangkali jauh melebihi ekspektasinya dulu.

Terlebih upayanya untuk menjejakkan kaki di Negeri Paman Sam tidak mudah. Aplikasi visanya pernah ditolak hingga delapan kali lantaran kendala bahasa. Namun, dia tak pernah menyerah.

Setelah dua tahun terus mencoba, Pemerintah AS akhirnya mengeluarkan visa untuknya. Yuan pun bisa terbang ke AS. Pada musim panas 1997, Yuan bergabung dengan Web ExCom munications, sebuah perusahaan teknologi konferensi online berbasis di Milpitas, California.

Baca Juga: Meski Minoritas, Imigran Ini Mampu Jadi Miliarder Kelas Dunia

Sebagai pekerja yunior, dia bekerja dengan coding sepanjang malam, bahkan tidak tidur pada Sabtu malam. Rutinitas tersebut dijalaninya hingga WebEx di akuisisi Cisco Systems Inc senilai USD3,2 mi liar pada 2007.

Tak lama, Cisco pun meminta Yuan memimpin WebEx. Suatu hari pada 2010, Yuan dilanda kegelisahan.

“Suatu hari nanti seseorang akan membangun sesuatu di atas awan dan itu akan ‘membunuh’ saya,” tutur Yuan ke pada Bill Tai, seorang investor yang menjadi pendukung utama Zoom.

Salah satu tantangan paling berat adalah meyakinkan istrinya karena harus mengundurkan diri dari tempatnya bekerja. “Saya mengatakan kepada istri, saya tahu ini adalah petualangan panjang dan sangat berat. Tapi saya tidak akan menyerah, saya tidak akan meragukannya,” papar dia.

Pada 2011, Yuan pun mendirikan Zoom. Dia menghubungi temannya, termasuk investor, untuk memberikan dana USD250.000. Uang itu di butuh kan nya untuk membayar 30 teknisi dari China yang diminta menciptakan teknologi video komunikasi

Yuan harus berpikir keras agar produknya berbeda dengan Skype milik Microsoft, Hang outs milik Google, dan Cisco yang masih memimpin dalam video konferensi. Setelah mendapatkan dana USD6,5 juta dari Horizon Ventures milik Li Ka-shing, Zoom mampu mendapatkan dana tambahan USD30 juta dari Emergence Capital pada 2015.

Baca Juga: Perusahaan Besutan Mahasiswa Stanford Ini Canangkan Layanan Khusus Pebisnis Imigran

Kini Zoom yang didirikan Yuan bisa bersaing dengan banyak perusahaan teknologi berkelas dunia lainnya. Yuan saat ini adalah pemilik saham terbesar layanan konferensi video Zoom Video Communication Inc yang mendapatkan US$751 dari penawaran sahamnya kepada publik.

Yuan dan keluarganya menjual saham senilai US$57juta berdasarkan IPO seharga US$36 per saham. Nilai saham perusahaan Yuan ditutup dengan nilai US$62 pada perdagangan di Nasdaq Global Select Market di New York.

Hal itu menjadikan nilai sahamnya mencapai US$3,2 miliar. Yuan kini sejajar dengan Sergei Brin dari Alphabet Inch, Jensen Huang dari Nvidia, dan Elon Musk dari Tesla.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: