Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

May Day Jangan Jadi Ajang Politik

May Day Jangan Jadi Ajang Politik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hari buruh internasional atau dikenal dengan May Day dimanfaatkan oleh para buruh untuk menyampaikan aspirasinya dengan turun ke jalan. Tidak hanya di Jakarta, peringatan May Day juga berlangsung di berbagai negara dan berbagai kota di Indonesia.

Tepat hari ini, 1 Mei 2019, Warta Ekonomi tengah berada di PT Unggul Widya Teknologi Lestari. Di perusahaan perkebunan sawit dan pabrik kelapa sawit ini tidak terlihat aksi buruh. Padahal, menurut perusahaan, aktivitas perkebunan tak lepas dari buruh, yang disebut perusahaan dengan istilah "buruh harian lepas" (BHL), yang jumlahnya mencapai ribuan orang.

Baca Juga: Peringati May Day, 40 Ribu Buruh Tumpah di Jalanan Ibu Kota

Diminta tanggapannya soal hari buruh, Muchtar Tanong, Kuasa Direksi PT Unggul, mengatakan, aksi seperti itu boleh-boleh saja, tapi jangan dijadikan sebagai ajang politik. Artinya, di setiap aksinya, buruh seharusnya tidak menuntut kenaikan gaji. Sebab kenaikan gaji itu memiliki perhitungan secara bisnis. Gaji adalah biaya produksi. 

"Kalau demo 10 kali, setiap kenaikan 10%, sudah dua kali lipat gajinya. Kalau harga produk tidak bertambah, ya bagaimana," ujar Muchtar. 

Menurutnya, aksi unjuk rasa lebih tepat jika untuk minta peningkatan keterampilan para pekerja itu sendiri. Dengan peningkatan keterampilan, maka akan terjadi peningkatan produktivitas. Hal itu tidak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga para buruh itu sendiri. Tentu dengan produktivitas yang tinggi, berpengaruh juga pada gaji mereka.

Baca Juga: Tuntutan di Hari Buruh Jangan Hanya Upah, Tapi Ini Juga!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: