Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahfud: Garis Keras Itu Bukan Radikal

Mahfud: Garis Keras Itu Bukan Radikal Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mahfud MD mengklarifikasi sebutan garis keras terhadap masyarakat di Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini menegaskan garis keras yang dimaksudnya itu bukan dalam konteks radikal atau ekstrem.

Klarifikasi tersebut langsung diucapan Mahfud saat ditemui mahasiswa-mahasiswa asal Aceh di Yogyakarta. Para mahasiswa menemui Mahfud untuk bertabayun (mengecek kebenaran) tentang pernyataan guru besar ilmu hukum itu.

"Kita pengen dengar langsung dari Prof Mahfud, apa sebenarnya makna garis keras yang beliau sebutkan itu, karena kita sebagai Muslim harus bertabayun langsung ke orangnya, jangan sampai kita jadi korban hoaks," kata Muhajir, mahasiswa Aceh di Yogyakarta dalam video yang beredar luas di media sosial dan dipantau pada Rabu (1/5/2019).

Selain memberikan klarifikasi, Mahfud MD membeberkan kedekatannya dengan orang-orang Aceh, termasuk dengan mahasiswa-mahasiswa asal bumi Serambi Makkah yang kuliah di Yogyakarta yang sudah menganggapnya sebagai orangtua sekaligus guru.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Pendukung Prabowo Islam Garis Keras, Fadli Zon: Omongannya Semakin Bodoh Tak Bermutu

"Terima kasih saudara Muhajir dan adik-adik mahasiswa dari Aceh yang di Yogya yang selama ini selalu berkomunikasi dengan baik dengan saya. Saya sudah mengklarifikasi sebenarnya, tapi langsung melalui adik-adik yang di Yogya ini," kata Mahfud.

Mahfud yang kini menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) lantas menjelaskan maksud ucapannya soal garis keras.

"Ketika saya mengatakan orang Aceh, orang Sumatera Barat, orang Sulawesi Selatan, orang Jawa Barat, itu penganut garis keras, artinya garis keras itu dalam arti bahwa mereka tidak bisa didikte, bukan radikal, bukan ekstrem," paparnya.

"Mereka punya pendirian yang tidak bisa dibayar dengan apa pun sehingga saya katakan orang Aceh dan yang lain-lain saya sebut itu adalah orang garis keras, seperti saya orang Madura juga garis keras," sambungnya.

Mahfud menceritakan, pengalamannya saat hendak berkampanye di kampung halamanya di Madura, Jawa Timur.

"Saya pernah mau kampanye ke Madura, mereka enggak mau. Saya pokoknya tetap mau pilih Prabowo karena saya tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun, itulah garis keras," ujarnya.

Mahfud menegaskan soal frasa garis keras yang disebutkannya sebenarnya tidak ada masalah. Dia mengatakan, selama ini sama sekali tidak bermasalah dengan orang Aceh, bahkan beberapa tokoh Aceh merupakan sahabatnya.

Mahfud menyebut nama Muzakir Manaf, mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pernah menjadi Wakil Gubernur Aceh.

"Saya sering ke Aceh, saya juga sering ketemu beberapa kali satu mobil dengan Muzakir Manaf, itu semua teman saya yang baik, dan saya tidak pernah mengatakan mereka itu sebagai orang radikal," kata Mahfud yang menyebut dirinya juga penganut garis keras.

Baca Juga: Mahfud Sebaiknya Minta Maaf, Kata Kubu Prabowo

"Garis keras seperti saya, saya ini garis keras di bidang membela KPK dalam memberantas korupsi, ndak ada kompromi dengan saya. Sama orang Aceh punya prinsip Anda kampanye pun apa, kalau saya punya pendirian ini ndak bisa," ujarnya.

"Nah itulah sebabnya kemudian saya usul ke pak Jokowi yang berdasarkan quick count menang dan mungkin terus menang, tolong ini dirangkul orang-orang garis keras ini diberi pelayanan bagaimana Islam itu dikembangkan di Aceh dengan pandangan masyarakat Aceh, di Sumatera Barat, di Jawa Barat, dan sebagainya, agar pak Jokowi tidak dituduh anti-Islam," tutur Mahfud.

Islam, menurutnya, selalu menyediakan bahan-bahan dan materi untuk perkembangan masyarakat.

"Salam untuk saudara-sudara di Aceh, kita saudara se-Muslim, saudara se-Indonesia. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," pungkas Mahfud.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: