Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kriteria Lokasi yang tepat untuk Gantikan Ibu Kota Jakarta

Ini Kriteria Lokasi yang tepat untuk Gantikan Ibu Kota Jakarta Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ibu Kota Indonesia direncanakan pindah dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Hal ini dimaksudkan meringankan beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis.

Apalagi, kota Jakarta memiliki permasalahan mulai dari kemacetan, kepadatan penduduk, sanitasi, hingga banjir. Untuk itu, bila ibu kota dipindah, perlu pemilihan wilayah yang konsepnya tepat sehingga tidak mengalami permasalahan yang sama.

Pemerintah sendiri memiliki tiga kandidat yakni di Sumatera, Sulawesi, atau Kalimantan. Lantas karakter kota seperti apa yang tepat untuk menjadi Ibu Kota Indonesia yang baru?

Menurut Pengamat transportasi dan perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna, kota tersebut harus bebas dari bencana, baik kebakaran, kekeringan, banjir, hingga gempa bumi.

"Kota itu juga harus punya sumber daya air yang cukup dan bebas dari pencemaran lingkungan," ujarnya di Jakarta, Rabu (1/5/2019).

Selain itu, diperlukan kota yang memiliki areal tanah yang luas untuk membentuk ibu kota baru. "Kalau bisa tanah negara yang betul-betul bisa konversi dari hutan atau perkebunan untuk kurangi biaya investasi. Jadi cari kota yang tidak punya masalah tanah, itu maka akan lebih mudah," katanya.

Dia menilai kota tersebut harus strategis yakni berada di tengah-tengah Indonesia. Artinya berada di pulau yang memang tak terlalu timur Indonesia atau barat Indonesia. "Supaya betul-betul Indonesia sentris," imbuh dia.

Tak hanya itu, kota baru ini juga harus terintegrasi dengan kota eksisting di wilayah tersebut. Hal ini untuk mempercepat kemajuan Ibu Kota baru Indonesia.

Di sisi lain, juga dapat menekan biaya investasi pembangunan jika kota eksisting tersebut memiliki bandara, pelabuhan, maupun jalan yang memadai. "Sehingga membuat yang pindah kesana hidupnya tak hanya bekerja, tapi ada akses untuk bisa menikmati hiburan," kata dia.

Hal penting lainnya yakni minimnya potensi konflik di wilayah tersebut, khususnya dari penduduk lokal. "Orang-orangnya (penduduk lokal) terbuka, budaya ramah dengan pendatang," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: