Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Plastik Lebih Hemat Energi Dibanding Produksi 'Paper Bag', Tapi...

Plastik Lebih Hemat Energi Dibanding Produksi 'Paper Bag', Tapi... Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa tahun terakhir, perhatian dunia tertuju pada besarnya polusi yang terjadi di lautan akibat sampah plastik. Hal ini memicu desakan kepada pemerintah berbagai negara untuk memberlakukan larangan menggunakan kemasan berbahan plastik.

Wakil Ketua Umum Pengembangan Bisnis Inaplas, Budi Susanto Sadiman, mengatakan, hal ini kurang tepat mengingat plastik di sisi lain juga membawa manfaat positif bagi peradaban. Faktanya, memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paper bag atau alternatif kemasan berbahan dasar lainnya.

“Plastik hasil daur ulang bahkan lebih energi dan rendah emisi dari gas rumah kaca,” ungkap Budi.

Baca Juga: Mewujudkan Bebas Sampah Plastik di APRIL Group

Menurut Budi, plastik sebetulnya berperan besar dalam kehidupan modern. Masalah lingkungan yang terjadi bukan kesalahan pada plastiknya, tetapi pada perilaku manusia dan ketidaksiapan manajemen limbah. Hal ini perlu diklarifikasi agar tidak menimbulkan kerusakan pada industri dan perlu ditangani segera antara lain dengan konsep circular economy.

“Circular economy membuat siklus pakai plastik tidak lagi berakhir di tempat pembuangan sampah dan dapat kembali dimanfaatkan baik dalam bentuk bahan daur ulang, lisrik, bahan bakar dan naphtha,” imbuh Budi.

Untuk memahami lebih lanjut tentang manfaat plastik dan cara berkelanjutan dalam penggunaannya bakal digelar pameran K 2019, yang akan akan digelar pada tanggal 16–23 Oktober 2019, di Kota Düsseldorf, Jerman. Sepanjang pameran bakal diadakan seminar yang mengangkat topik “plastik for sustainable development” dan circular economy”, secara lebih komprehensif.

Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik, Luhut Bilang Begini

Petra Cullman, Global Portfolio Director Plastics & Rubber Messe Düsseldorf, dalam roadshow seminar pameran K 2019 yang digelar di Jakarta, Kamis (2/5/2019) mengatakan, secara khusus melalui seminar ini penyelenggara mengundang para pelaku industri plastik dan karet Indonesia untuk ambil bagian dan berkunjung ke pameran ini guna membukadan memperluas jangkauan bisnis ke dunia internasional.

Selain itu, menurut Petra, pameran K 2019 Düsseldorf menjadi barometer kinerja industri plastik dan karet dunia dan pusatnya inovasi. Perusahaan-perusahaan ternama di industri plastik dan karet dari berbagai belahan dunia akan bertemu memamerkan teknologi terbaru mereka, membahas trenterkini sekaligus menetapkan arah untuk masa depan.

“Di pameran ini bisa ditemui para produsen teknologi, mencari supplier terbaik, dan terbuka peluang menjadi distributor produk-produk yang dipamerkan,” ujar Petra Cullman.

Diperkirakan pameran K 2019 akan diikuti oleh lebih dari 3,000 perusahaan dari seluruh dunia dan ditargetkan dikunjungi oleh sekitar 200,000 pengunjung. Dimana peserta akan menampilkan inovasi yang inspirasional berupa produk, permesinan dan peralatan, bahan mentah dan penunjang, serta produk yang setengah jadi plastik dan karet.

Pameran tersebut juga mencakup seluruh rantai nilai industri—dari produksi bahan mentah dan pembuatan mesin, termasuk serangkaian peralatan sekunder hingga pemrosesan. Hal inilah yang menjadi daya tarik pameran K 2019. Para pelaku industri plastik dan karet dunia mendapat kesempatan mendapatkan gagasan-gagasan baru untuk bisnis maupun produk mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: