Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Teguk' Jadi Ancaman Thai Tea Kaki Lima

'Teguk' Jadi Ancaman Thai Tea Kaki Lima Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Brand minuman 'Teguk' nampaknya siap merajai pasar segmen menengah dan bawah. Tentu saja ini menjadi ancaman bagi usaha minuman seperti Thai Tea kaki lima. Pasalnya, Teguk menyuguhkan menu minuman high class dengan harga kaki lima.

"Kita ingin masyarakat di kelas bawah, bisa merasakan minuman mewah tapi murah. Makanya kita ciptakan Teguk," kata Najib Wahab, Pendiri brand Teguk kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu.

Najib tidak sembarang menyebut produknya mewah, yaitu minuman seperti thai tea dan sebagainya dengan topping krim keju. Ia mengungkapkan bahwa bahan baku yang ia gunakan untuk produk minumannya tersebut adalah bahan baku berkualitas dan bermerek, baik dari suplier lokal, maupun impor. 

Baca Juga: 50 Startup Kuliner Ini Lolos Ikuti Food Startup Indonesia 2019, Siapa Saja Mereka?

"Yang membedakan minuman kita itu , yang pertama mewah tapi murah. Yang kedua rasa yang kita punya tidak kalah dengan rasa yang ada di mall dengan kualitas sama. Yang ketiga kru bisa langsung berkomunikasi dengan customer, bisa melihat langsung," ungkap Najib.

Najib mengaku tidak mempermasalahkan margin yang sangat tipis. Namun strategi bisnisnya adalah mengutakaman volume penjualan yang tinggi. Karena ia ingin brand Teguk dapat menguasai pasar Indonesia.

Rasa optinis Najib pun dibuktikannya sejak pertama memasuki pasar pada Oktober 2018. Kehadiran Teguk di Tangerang langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat, baik konsumen maupun calon investor. Hal ini menurutnya, dikarenakan inovasi menu minuman yang cukup menarik pasar. Menu minuman yang biasa dijajakan di mal pun berhasil ia suguhkan untuk segmen bawah.

Untuk tempat atau kedai penjualan, Teguk memiliki perbedaan tersendiri dari brand kaki lima lainnya. Teguk dijajakan melalui gerai yang mirip dengan kerai pinggir jalan, namun dengan desain seperti suasana di mal.

"Gerai itu berukuran sperti kios biasanya, sekitaran 3x4meter, menunya variatif hampir sama dengam yang di mall-mall. Jadi kombinasi kopi dengan minuman kekinian," jelas Najib.

Baca Juga: Dapat Pendanaan, Outlet Fore Coffee Terus Tumbuh

Najib juga memiliki dua jenis kerai, pertama gerai yang sudah jadi dengan ukurannya minimal 3x4 meter.  Dan yang kedua ada jenis kontainer 3x3 meter. Untuk lokasi, Najib memilih halaman minimaret Alfamidi sebagai lokasi gerai atau kontainernya menjajakan Teguk. Lokasi tersebut menurutnya cukup strategis, mengingat lahan parkirnya yang cukup luas. 

Dalam beberapa bulan, jumlah gerai Teguk sudah mencapai sekitar 40 gerai di Jabodetabek. Semuanya adalah gerai milik sendiri dan bukan frenchise.

"Kita belum frenchise ya sama sekali. Tapi ada kemungkinan setelah lebaran nanti kita coba franchise-kan. Itu pun karena banyak yang ingin bermitra dengan kita. Makanya kita coba nantinya ke arah kemitraan," ungkap Najib.

Ia juga menargetkan di tahun 2020, capaian gerainya sudah mencapai 500 gerai di Indonesia.

Meski baru 40 gerai, namun Najib mengaku penjualan Teguk cukup besar, yaitu sekitar 500 cup setiap gerainya per hari. Harga yang dipatok untuk minuman tersebut yaitu mulai dari Rp5000 hingga Rp15.000. Tentu mejadi harga yang sangat kompetitif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: